Soloraya
Rabu, 15 Mei 2024 - 15:12 WIB

7 Warga Wonogiri Meninggal akibat DBD, Gerakan PSN Tak Bisa Ditawar Lagi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Dok Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai upaya pencegahan persebaran demam berdarah dengue atau DBD sudah tak ditawar lagi dan harus menjadi kegiatan rutin warga Wonogiri.

Hal ini menyusul tingginya angka kematian atau fatalitas dari penyakit tersebut pada tahun ini. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Satyawati, mengatakan dalam kurun waktu Januari-April 2024, ada 207 kasus DBD di Wonogiri.

Advertisement

Dari jumlah kasus itu, tujuh orang meninggal dunia. Artinya persentase angka kematian atau case fatality rate (CFR) akibat DBD di Kabupaten Wonogiri saat ini mencapai 3,38%. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan target CFR yang seharusnya di bawah 2%.

Dinkes Wonogiri mencatat jumlah kasus DBD pada empat bulan pertama 2024 ini merupakan yang tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Jumlah kasus DBD selama enam tahun belakangan atau 2018-2023 rata-rata hanya 46 kasus per tahun. Artinya pada 2024 ada lonjakan kasus DBD yang cukup signifikan.

Advertisement

Dinkes Wonogiri mencatat jumlah kasus DBD pada empat bulan pertama 2024 ini merupakan yang tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Jumlah kasus DBD selama enam tahun belakangan atau 2018-2023 rata-rata hanya 46 kasus per tahun. Artinya pada 2024 ada lonjakan kasus DBD yang cukup signifikan.

Satyawati menjelaskan peningkatan kasus DBD yang signifikan ini terjadi secara merata di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Penyakit menular ini memang sudah menjadi penyakit tahunan karena telah menjadi penyakit endemik di negara tropis seperti Indonesia.

Akan tetapi, kata dia, semestinya tingkat kematian atau fatalitas kasus DBD ini bisa diminimalkan, salah satunya dengan PSN. Inti dari PSN yaitu mencegah nyamuk sebagai vektor pembawa virus dengue berkembang biak. Gerakan PSN ini mau tidak mau harus dilakukan secara rutin, terutama saat musim hujan.

Advertisement

Kendati demikian, lanjutnya, masyarakat jangan sampai lengah. PSN tetap harus dilakukan di sekitar rumah secara rutin agar menjadi kebiasaan secara kolektif. Menurut Satyawati, sebenarnya orang yang terkena virus dengue tidak selalu berstatus penderita demam berdarah.

Daya Tahan Tubuh

Dia menjelaskan orang yang demam selama lima hari karena virus dengue disebut demam dengue. Mereka yang demam karena virus yang sama selama tujuh hari atau lebih disertai manifestasi perdarahan, baru bisa disebut DBD.

Satyawati menyebutkan ada beberapa faktor penyebab orang mengalami DBD antara lain daya tahan tubuh terhadap virus lemah. Selain itu serotipe atau varian virus yang menjangkit orang tersebut tergolong berat.

Advertisement

Ada empat serotipe virus dengue yang dikenal saat ini, meliputi DEN-1, DEN-2. DEN-3. Dan DEN-4. Varian D-3 sangat berkaitan erat dengan kasus DBD berat sekaligus yang paling luas distribusinya.

“Vektor [hewan pembawa virus] penyakit ini kan nyamuk, maka cara paling efektif untuk mencegah penularan yaitu dengan PSN. Itu cara paling sederhana, mudah, murah, dan sudah terbukti paling efektif untuk pencegahan,” kata Satyawati saat ditemui Solopos.com di Kantor Dinkes Wonogiri, Kamis (7/3/2024).

Pada pekan pertama Maret 2024, Dinkes Wonogiri menggalakkan kembali PSN secara serentak menyusul peningkatan tren kasus DBD pada saat itu. Saat itu, kasus DBD yang dilaporkan sebanyak 42 kasus.

Advertisement

Setelah pencanangan kegiatan PSN tersebut, kasus DBD bukannya turun tapi malah meningkat. Menurut Satyawati, hal ini karena gerakan PSN belum merata dilakukan semua warga di Wonogiri.

Peningkatan kasus DBD beberapa pekan lalu juga berimplikasi terhadap permintaan stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Wonogiri. Kepala Unit Donor Darah PMI Wonogiri, Heru Santoso, mengatakan permintaan darah pada April 2024 meningkat tajam.

PMI Wonogiri bahkan sempat kewalahan untuk memenuhi permintaan kebutuhan darah rumah sakit-rumah sakit di Wonogiri. Bahkan PMI Wonogiri sempat kekosongan stok darah pada saat itu. Salah satu penyebabnya karena permintaan darah untuk kasus DBD meningkat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif