SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, SLEMAN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman kembali merilis penambahan jumlah warga Sleman yang terpapar Covid-19 dari Klaster Takziah Sedayu, Bantul. Hingga kini tercatat 75 warga Sleman yang termasuk klaster ini.

Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama mengatakan jumlah warga Sleman yang masuk klaster takziah Sedayu bertambah dari sebelumnya 69 kasus menjadi 75 kasus. Penambahan enam kasus tersebut merupakan hasil dari tracing yang dilakukan Puskesmas kepada kontak erat masing-masing pasien.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Penambahan dari hasil tracing kontak erat,” kata Kepala Dinkes Sleman, Cahya, Selasa (9/11/2021).

Baca juga: Bulgaria Diterjang Gelombang Keempat Pandemi Covid-19

Dijelaskan Cahya, dari sejumlah kasus yang ditemukan tidak semua berstatus warga Sleman. Ada yang masih beralamat di Sleman tetapi tinggal di Sedayu Bantul. Misalnya, ada satu warga yang positif tercatat di Gamping namun sebenarnya tinggal di Seyegan.

“Ada juga yang KTPnya beralamat di Ngaglik, tetapi tinggal di Sedayu. Jadi di Ngaglik kosong [tidak ada pasien klaster takziah],” jelasnya.

Dengan demikian, 75 pasien yang positif Covid-19 dari klaster takziah, tersebar di enam Kecamatan (Kapanewon). Kapanewon Gamping dengan 17 kasus, Godean 32 kasus, Minggir 6 kasus, Moyudan 12 kasus, Seyegan 7 kasus dan Depok 1 kasus. “Total 75 kasus,” kata Cahya.

Baca juga: Kasus Covid-19 di 5 Provinsi Jadi Perhatian Jokowi, Mana Saja

Diberitakan sebelumnya, penularan puluhan pasien tersebut berawal dari Klaster Takziah di Sedayu, Bantul sejak akhir Oktober lalu. Selain di Bantul, penularan kasus ini juga ditemukan di Sleman dan Kulonprogo.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan warga Sleman yang positif Covid-19 dari Klaster Takziah Sedayu ini selain siswa SMK juga orang tua siswa. Statusnya kebanyakan orang tanpa gejala (OTG).

“Sudah ditracing semua. Yang positif sudah dikirim ke Isoter baik di Asrama Haji maupun Gemawang, langsung ditangani,” kata dia.

Baca juga: Klaster Covid-19 Takziah Bantul di Sleman Menyebar di 7 Kecamatan

Cegah Klaster Takziah

Dia pun mengimbau masyarakat untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Terlebih ia penerapan protokol kesehatan di masyarakat saat ini sudah mulai kendor saat status PPKM turun menjadi level 2. “Ya, memang semakin kendor prokesnya di masyarakat. Saya mengimbau masyarakat jangan kendor, jangan abai,” kata Kustini.

Pemkab, katanya sudah meminta kepada para Panewu dan Lurah, untuk memantau setiap kegiatan sosial masyarakat di wilayahnya. Kegiatan-kegiatan yang mengundang kerumunan diminta lebih ketat lagi menerapkan protokol kesehatan. Ia menyoroti kegiatan sosial yang berpotensi menjadi penularan kasus Covid-19.

“Sudah ada sejumlah pelonggaran aturan namun prokes tetap perlu dilaksanakan. Kasus penularan Covid-19 berpotensi di situ (kegiatan sosial). Misal seperti takziah, bahkan hingga peribadatan di tempat-tempat ibadah. Walaupun itu sudah diperbolehkan tapi harus tetap perketat protokol kesehatan,” tegasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya