SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes PCR (Freepik)

Solopos.com, BANTUL – Klaster Covid-19 takziah Sedayu, Bantul menyebar ke tiga kabupaten di DIY, yakni Gunungkidul, Kulonprogo dan Sleman.Sehingga tidak hanya enam warga SMKN1 Sedayu dan delapan warga SD Sukoharjo saja terpapar.

Ketua Harian Satgas Covid-19 Kabupaten Bantul Joko Purnomo menyatakan hasil tracing terakhir. Dari penularan Covid-19 di SMKN1 Sedayu yang berasal dari klaster takziah berjumlah 25 warga Bantul. Di mana, ada 15 warga Sedayu positif Covid-19, Kasihan 4 warga, Pajangan 3 warga, Bambanglipuro 1 warga, Sewon 1 warga dan Srandakan 1 warga.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

“Selain itu juga menyebar ke tiga kabupaten di DIY. Di Gunungkidul 1 kasus, Kulonprogo 3 kasus dan Sleman 12 kasus,” kata Joko Purnomo, Selasa (2/11/2021).

Baca Juga: Durasi Dibatasi, Pengunjung Malioboro Jogja Maksimal 2 Jam Saja

Oleh karena itu, Satgas Covid-19 Kabupaten Bantul kemudian menggelar rapat terbatas dengan mengundang Panewu (Camat) Pajangan. Juga Panewu Sedayu, Panewu Sewon dan Panewu Kasihan. Selain itu, semua lurah di empat kapanewon (kecamatan) tersebut juga diikutkan dalam rapat tersebut.

“Ini kami lakukan agar tidak muncul kembali klaster di wilayah Bantul bagian utara. Kami khawatir karena sekarang penerapan protokol kesehatan di masyarakat mulai kendor. Kami minta penerapan prokes ini diperketat. Termasuk mengaktifkan kembali jaga warga. Tujuannya agar jangan sampai muncul klaster baru,” lanjut Joko.

Mengenai jumlah kasus aktif Covid-19 di Bantul, Joko menyebut sampai Selasa (2/11), ada total 111 kasus dan saat ini mereka sedang melakukan isolasi mandiri. “Tentu kami tidak ingin angka ini terus bertambah. Kami harus ketatkan penerapan prokes,” ucap Joko.

Baca Juga: Klaster Takziah Sedayu: 5 Siswa dan 1 Guru SMK Positif, PTM Dihentikan

Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja mengatakan, sampai saat ini pihaknya terus melakukan tracing terhadap kontak erat dari klaster takziah di Sedayu. Untuk memastikan tidak ada penularan baru, pihaknya telah bekerja sama dengan Disdikpora Bantul dan Disdikpora DIY.

Yakni agar menutup aktivitas kegiatan pembelajaran tatap muka di SD Sukoharjo dan SMKN1 Sedayu. Selain itu, Dinkes juga akan memasifkan edukasi kepada masyarakat terkait dengan penerapan protokol kesehatan.

“Selain itu, kami juga akan mengadakan tes PCR acak ke 120 sekolah SD dan SMP dengan sasaran 1.700 siswa, guru dan petugas TU di bulan ini. Untuk pelaksanaannya nanti akan melibatkan puskesmas terdekat,” jelas Agus.

Baca Juga: Kejam! Napi di Jogja Ngaku Disiksa, Dipaksa Onani & Minum Air Kencing

Agus mengatakan munculnya klaster sekolah itu berawal dari klaster takziah di Argorejo, Sedayu. Di mana, saat itu ada satu warga suspek Covid-19 meninggal dunia. Oleh rumah sakit, jenazah warga itu diminta dikebumikan dengan protokol kesehatan. Namun, ditolak oleh warga. “Alhasil, dilakukan pemakaman tanpa prokes dan ada tahlilan,” jelasnya.

Dalam perkembangannya, 2 Oktober 2021 hasil swab jenazah tersebut positif Covid-19. Satgas kapanewon Sedayu pun melakukan tracing, testing dan treatmen kepada kontak erat. Dari tracing awal didapatkan dua orang anggota keluarga jenazah positif Covid-19. Di mana salah satu anggota keluarga tersebut adalah guru.

Tracing kemudian dilanjutkan. Didapatkan tiga orang positif. Ketiga orang itu adalah seorang guru, anak guru tersebut dan satu karyawan swasta. Tracing juga dilakukan kepada seorang karyawan sekolah dan guru yang juga anaknya terpapar positif Covid-19. “Hasilnya ada 8 siswa SD positif dan terpapar dari guru yang mengajar,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya