SOLOPOS.COM - Gus Miftah mengisi ceramah pada pengajian di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kantor Pemprov Jawa Tengah, Kota Semarang, Jateng, Kamis (25/3/2021). (Semarangpos.com-Istimewa)

Solopos.com, BANDUNG — Kasus pemerksoaan yang dilakukan guru sekaligus pemilik pondok pesantren di Bandung, Jawa Barat, HW, 36, terhadap belasan santriwati membuat marah banyak pihak.

Kemarahan juga dilontarkan Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman, atau akrab disapa Gus Miftah. Amarah Gus Miftah terhadap HW diluapkan lewat akun media sosial Instagram.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Dilansir dari Suara.com, Sabtu (11/12/2021), ia mengunggah video perihal kasus pemerkosaan tersebut ke Instagram pada Jumat (10/12/2021). Gus Miftah juga melengkapi unggahan itu dengan caption berisi kekesalan.

“Satu kata “………” Nakalmu nggak mutu cuk. Saya jadi ingat quote saya. “Pada akhirnya syurga akan ditempati oleh ahli maksiat yang bertaubat, bukan orang yang Sok suci namun akhirnya tersesat”. Ingat ini bukan pondok pesantren tapi boarding schoo!!!” tulisnya.

Baca Juga: Bumi Semendung, Tempat Wisata Baru yang Estetik di Madiun

Unggahan itu mendapatkan like puluhan ribu hingga Sabtu (11/12/2021) dan mendapat ribuan komentar. Kolom komentar unggahan Gus Miftah diramaikan luapan amarah warga Internet terhadap kelakuan HW.

Dari sekian banyak komentar, ternyata terdapat komentar yang mendapat perhatain. Komentar itu berasal dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ia merespons unggahan Gus Miftah.

“Sabar Gus… PR kita makin panjang,” tulis dia.

Respons Ganjar itu mendapatkan puluhan balasan dan ratusan suka dari warga internet hingga Sabtu. Diberitakan sebelumnya, HW didakwa karena telah melakukan kekerasan seksual terhadap 12 orang santriwati.

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat menyebutkan guru sekaligus pemilik pondok pesantren, HW, 36, terancam hukuman 20 tahun penjara akibat perbuatannya memerkosa 12 santriwati hingga hamil dan melahirkan.

Baca Juga: Tawuran Suporter PSIM Jogja dengan PSS Sleman Pecah di Danguran Klaten

Gus Miftah dikenal sebagai pendakwah nyentrik dan tak biasa. Dia sempat menghebohkan publik dengan kegiatannya berdakwah di di klub malam dan lokalisasi.

Pendakwah bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman sering tampil gaul dengan gaya pakaiannya yang sering memakai blangkon berwarna hitam.

Dia juga membangun pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta. Di sana para santri dibebaskan untuk menekuni apa pun yang digemari, bukan hanya soal agama.

Gus Miftah ini juga dikenal di kalangan para artis dan juga pejabat negara. Beberapa artis yang pernah ke pondok pesantrennya antara lain Cinta Penelope, Anang dan Ashanti, Ustadz Yusuf Mansur hingga Opick. Selain artis, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Mantan Kapolri juga pernah ke ponpes Gus Miftah.

Baca Juga: Beredar Informasi Ustaz Abdul Somad Ditangkap Densus 88, Ini Kata Polri

Tarif Dakwah Capai Miliaran Rupiah

Belum lama ini Gus Miftah juga bikin heboh karena dikabarkan mematok harga Rp3 miliar untuk berdakwah. Terkait hal itu, dia tak membantah maupun membenarkannya.

Dia bilang tarif tersebut tergantung siapa yang mengundangnya. Jika kalangan pejabat atau publik figur, ia pasti akan mematok harga.

“Kalau dakwah kamu diundang lembaga, diundang perusahaan, diundang orang kaya kamu jual saya murah kamu salah,” ungkap Gus Miftah saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu seperti dilansir Suara.com.

Menurut Gus Miftah, jika yang mengundang berdakwah orang yang mapan, memasang tarif wajib dilakukan. Sebab, niat mereka mengundangnya pun sudah sarat dengan kepentingan pribadi.

“Yang ngundang orang kaya, pejabat, mereka butuh ngumpulin orang di tengah lapangan puluhan ribu dengan kepentingan politik. Kamu jual saya murah ya salah,” ujar Gus Miftah.

Baca Juga: Menguat, Desakan Hukum Kebiri bagi Pelaku Pemerkosa Santri di Bandung

Namun jika yang mengundang masyarakat ekonomi ke bawah, Gus Miftah tak mematok harga.

“Tapi kalau kita diundang di desa, pegunungan, di daerah pantai pedalaman, kamu minta bayaran juga salah,” katanya.



Gus Miftah bilang ada subsidi silang dengan caranya berdakwah. Oleh karenanya, ia mematok harga dan mengaku tak mau jika diundang oleh kalangan pejabat dengan dibayar seikhlasnya.

“Makannya, di situ lah berlaku subsidi silang. Kita bijak saja dong, saya diundang oleh calon Bupati “gus monggo dateng ke tempat pengajian, ini gimana seikhlasnya” kan goblok yang ngundang bupati yang ngundang calon gubernur gimana,” tuturnya.

“Tapi kalau yang ngundang saya warga desa pegunungan di desa, mangga [seikhlasnya],” sambungnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya