SOLOPOS.COM - Pimpinan Ponpes Soko Tunggal Semarang, KH Nuril Arifi Husein, atau Gus Nuril (berbaju merah). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Solopos.com, PATI — Upaya Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), membongkar eks lokalisasi atau tempat prostitusi Lorok Indah, atau yang populer disebut LI, sepertinya tidak akan berjalan mulus. Hal ini dikarenakan adanya penolakan dari sejumlah tokoh masyarakat, salah satunya pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Soo Tunggal Semarang, KH Nuril Arifin, atau yang akrab disapa Gus Nuril.

Gus Nuril berdalih salah satu bangunan dan tanah di kompleks prostitusi LI itu telah diwakafkan kepadanya untuk dijadikan pesantren. Oleh karenanya, ia pun tidak sepakat jika Pemkab Pati melakukan pembongkaran, terlebih melibatkan Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama atau Banser.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Kepada Bupati, khususnya Ketua MUI atau FKUB, tolong melihat persoalan ini dengan benar. Saya mendengar rekaman Ketua forum kerukunan umat beragama (FKUB) yang akan mengerahkan Banser. Kalau sampai nanti kami benturan, saya cari dulu ketua FKUB. Saya sebagai dedengkotnya Banser, bahkan saya baru saja pulang membentuk Banser di Kepulauan Semilu, Aceh bagian Indonesia paling barat. Tidak ada namanya Banser diinstruksi FKUB, enggak ada ceritanya. FKUB itu organisasi papan nama saja yang tidak pernah bergerak dan menghabiskan dana APBD saja,” ujar Gus Nuril, dikutip Suara.com, Sabtu (18/12/2021).

Baca juga: Protes Tempat Karaoke & Prostitusi Ditutup, Ormas di Pati Surati Jokowi

Gus Nuril menyatakan bahwa salah satu bangunan di kawasan prostitusi LI di Kabupaten Pati itu telah diwakafkan menjadi pesantren. Sehingga pihaknya bakal membela bangunan tersebut secara mati-matian.

Pemantauan

“Saya baru melihat kali ini seorang pemimpin mau mengobrak-abrik pondok pesantren. Kalau ini saya bilang sebagai pondok pesantren, mau diobrak-abrik yang ngobrak-abrik pasti PKI. Tolong jangan hapus ini, yang mengobrak-abrik pesantren adalah PKI. dan saya akan menghadapinya,” tegas Gus Nuril.

Dia pun menggarisbawahi, bakal melakukan pemantauan saat proses pembongkaran berlangsung. “Perda itu yang menegakkan adalah Satpol PP, bukan kepolisian bukan TNI. Jadi saya akan datang dan saya akan lihat siapa yang memimpin pembongkaran akan saya foto dan saya akan meminta ganti rugi. Karena sudah melakukan pendzaliman,” terangnya.

Sebelumnya, sejumlah selebaran beredar di media sosial (medsos) terkait akan digelarnya Apel Banser Pati di Pasar Wage Margorejo, Minggu (19/12/2021). Kegiatan bertajuk Apel Siaga Mendukung Forkopimda Merobohkan Tempat Prostitusi di Kabupaten Pati.

Baca juga: Semarang dan Kendal Resmi Tutup Lokalisasi GBL

Sekadar informasi, Lorok Indah atau yang populer disingkat LI merupakan kawasan prostitusi atau lokalisasi di Kabupaten Pati yang sudah berdiri sejak 23 tahun lalu. Namun, pertengahan Agustus lalu, Pemkab Pati melakukan penutupan kawasan prostitusi itu karena dianggap melanggar Undang-Undang Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW.

Pemkab Pati sebenarnya sudah berulang kali melakukan penutupan, tapi praktik prostitusi di LI selalu berpindah-pindah dan kembali berjalan. Oleh karenanya, Pemkab Pati pun berencana melakukan pembongkaran agar praktik serupa tidak kembali terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya