SOLOPOS.COM - Ilustrasi endapan lahar akibat banjir lahar dingin Gunung Merapi (JIBI/Solopos/Antara/Ismar Patrizki)

Solopos.com, SLEMAN — Sepekan pasca-banjir lahar dingin Gunung Merapi, perbaikan jaringan air bersih dari mata air Bebeng belum juga selesai. Alhasil, kebutuhan air bersih warga 8 dusun di Glagaharjo, Kapenwon Cangkringan, Kabupaten Sleman, masih disuplai dari kiriman truk-truk tangki.

Jogoboyo Kalurahan Glagaharjo, Heri Prasetya, mengatakan perbaikan jaringan air bersih dari mata air Bebeng masih belum dapat dipastikan waktunya. Pasalnya mata air Bebeng yang selama ini menjadi pemasok air bersih bagi kebutuhan warga masih tertutup material Merapi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Diperkirakan, kata Heri, sumur mata air Bebeng tersebut tertutup material Merapi sedalam lebih dari 10 meter. Kondisi itu akibat dari banjir lahar hujan yang terjadi pada Rabu (1/12/2021) lalu. Material Merapi yang terbawa, menutupi sumur air mata Bebeng dan merusak jaringan pipa air bersih sepanjang 300 meter.

Baca juga: Sopir Truk Tertimbun Lahar Dingin Merapi Ditemukan, Begini Kondisinya

“Titik sumur, di mana mata air Bebeng berada masih dicari karena tertutup material Merapi. Sejak dua hari kemarin sudah ada dua alat berat yang diturunkan untuk mengeruk material Merapi. Nah, yang susah ini mencari titik sumurnya,” kata Heri, Selasa (7/12/2021).

Sembari terus mencati titik sumur mata air Bebeng, lanjut Heri, pemerintah kalurahan juga masih menunggu kedatangan pipa-pipa baru HDPE ukuran 8 inci untuk mengganti jaringan pipa yang rusak. “Kalau titik sumur mata airnya sudah ditemukan, maka jaringan pipanya bisa dipasang. Masalahnya kami masih belum mengetahui kondisi mata airnya seperti apa,” katanya.

Sejak Kamis pekan lalu, atau sehari pasca-banjir lahar dingin Merapi, kebutuhan air bersih warga di 8 dusun di wilayah Glagaharjo disuplai menggunakan truk-truk tanki milik DPU, BPBD, PMI Sleman. Pemda DIY juga ikut mengirim armada untuk pengiriman air bersih bagi 8 padukuhan. “Airnya diambil dari sumur bor yang dibuat tahun lalu. Air bersih yang dikirim ke warga dimasukkan dalam bak hidran. Setiap hari setidaknya 22 rit yang dikirim,” katanya.

Baca juga: Waspada! Merapi 3 Kali Keluarkan Wedus Gembel

Kebutuhan air bersih tersebut, kata Heri hanya untuk kebutuhan primer warga seperti memasak, air minum dan mandi. Air bersih yang dikirim, lanjutnya, belum untuk memenuhi kebutuhan ternak warga. “Sudah ada 32 bak hidran di 8 dusun. Sementara mencukupi untuk kebutuhan primer. Nah untuk kebutuhan ternak, mudah-mudahan sudah ada solusinya,” harap Heri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya