SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, SLEMAN — Kasus penularan Covid-19 di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tak kunjung surut. Setelah sebelumnya digegerkan dengan kasus penularan dari acara takziah di Sedayu, Bantul, atau klaster takziah, kini warga Sleman kembali dibuat cemas dengan munculnya klaster penularan Covid-19 dari pabrik tahu.

Klaster atau kasus penularan Covid-19 di lingkungan pabrik tahu itu muncul di Padukuhan Somodaran, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Sleman. Kabar munculnya klaster pabrik tahu ini pun dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Cahya Purnama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ada 10 orang yang positif Covid-19 [dari klaster pabrik tahu],” kata Cahya, Kamis (11/11/2021).

Baca juga: 75 Warga Sleman Tertular Covid-19 dari Klaster Takziah Bantul

Selain pemilik pabrik, virus corona juga menyerang empat karyawan, satu tetangga, dan tiga orang lainnya yang berada di luar wilayah tersebut. Ketiga orang yang terpapar Covid-19 dari luar lingkungan pabrik tahu itu diketahui berasal dari Kulonprogo.

“Dari 10 orang yang positif yang bergejala 6 orang,” jelasnya.

Warga yang terpapar itu pun saat ini diminta untuk menjalani isolasi secara terpusat di Asrama Haji Yogyakarta di Jalan Ring Road Utara.

Sementara itu, Lurah Banyuraden, Sudarisman, membenarkan munculnya klaster penularan Covid-19 dari pabrik tahu di wilayahnya. Pria yang berdomisili di Padukuhan Modinan itu menyebut klaster itu muncul sekitar dua hari lalu. Padahal, dalam lima pekan terakhir Kalurahan Banyuraden masuk zona hijau, atau daerah dengan tingkat risiko penularan Covid-19 rendah.

Baca juga: Gawat! 8 Desa di Sleman Masuk Zona Merah Covid-19, Ini Datanya

“Iya itu produsen tahu rumahan. Setelah di-tracing total ada 10 orang yang positif. Tapi bukan semuanya warga sini, ada juga warga Kulonprogo,” katanya.

Dia mengatakan, mereka yang terpapar Covid-19 masih dalam satu keluarga. Ada tiga rumah yang saat ini dijadikan tempat isolasi mandiri bagi mereka. Sebab, saat diminta menjalani isolasi terpusat, mereka tidak mau.

“Ya akhirnya mereka menjalani isoman. Kami sudah minta untuk disiplin dan tidak keluar rumah selama menjalani isolasi,” kata Sudarisman.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya