Tim Distanbun Jateng melakukan sidak penyaluran pupuk bersubsidi di dua kios pupuk lengkap di Sragen. Dari sidak itu diketahui serapan penyaluran pupuk bersubsidi di Sragen masih rendah.
Suratno menyampaikan sosialisasi penebusan pupuk bersubsidi dengan KTP itu perlu disosialisasikan karena para petani belum mengetahui namanya sudah masuk dalam e-RDKK dan e-alokasi atau belum.
Alih fungsi lahan sawah seluas 8.815 hektare di Sragen dikhawatirkan bisa menurunkan produktivitas padi di Bumi Sukowati yang selama ini dikenal sebagai lumbung padi.
Ketua KTNA Sragen menyatakan slogan para caleg dan capres yang ingin menyejahterakan petani dan sebagainya itu seharusnya benar-benar diwujudkan dalam tataran pelaksanaan, tidak hanya jargon-jargon saat akan pemilu seperti sekarang ini.
Petani Sragen berharap harga GKP stabil di angka minimal Rp7.400/kg. Di harga segitu, petani menilai pemerintah bisa mengalihkan subsidi pupuk ke subsidi pascapanen.
KTNA Sragen The Exporience 2023 yang dihelat sejak Kamis-Sabtu (5-7/10/2023) ditutup dengan Rembug Paripurna untuk memilih Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen periode 2023-2028.
Keberpihakan pemerintah untuk mewujudkan kemandirian petani dinilai KTNA Sragen masih kurang. Stabilitas harga tanaman pangan pascapanen, khususnya padi, tidak terjamin.
Krisis jumlah petani karena minimnya regenerasi menjadi salah satu persoalan besar di bidang pertanian Indonesia. Hal ini diungkap Kementerian Pertanian di KTNA Sragen The Exporience 2023.
KTNA Sragen meminta Bupati mengikutkan seluruh anggota poktan dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Sementara Bupati meminta pemerintah pusat memberikan keistimewaan kepada Sragen.
KTNA Sragen The Exporience 2023 akan menggelar talkshow yang membahas mengenai persoalan pertanian. Dari situ diharapkan muncul kebijakan yang solutif yang bisa menbuat petani lebih sejahtera dan terwujud kedaulatan pangan.
KTNA Kabupaten Sragen menghadirkan sederet agenda menarik untuk memeriahkan KTNA Sragen The Exporience 2023.
Acara ini bakal digelar di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen pada Kamis-Sabtu (5-7/10/2023) besok.
KTNA Sragen akan menggelar KTNA Sragen The Exporience 2023 di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen, Kamis-Sabtu (5-7/10/2023). Ekspo pertanian terbesar di Sragen itu ditargetkan bisa menghadirkan 7.000 orang pengunjung.
Pengusaha penggilingan padi di Sragen memilih bermain aman menyikapi tingginya harga gabah. Ketika berspekulasi membeli gabah dengan panen yang terbatas, mereka tetap sulit mendapatkan laba.
KTNA Sragen menyurati Presiden Jokowi meminta untuk menambah alokasi pupuk bersubsidi. Sebagian tanah sawah di Sragen kondisinya buruk lantaran kekurangan pupuk.
Susahnya mencari beras, membuat pedagang berani membeli tanaman padi petani Sragen dengan harga tinggi meski belum panen. Petani di Sragen mengaku musim kemarau ini dapat untung banyak.
KTNA Sragen mendorong setiap desa memiliki alat uji tanah untuk pertanian yang lebih baik. Mereka bisa mengalokasikan dana deas untuk pengadaan alat ini.
KTNA) Sragen melakukan uji tanah dengan menggandeng PT Pupuk Indonesia (PI) di 10 kecamatan untuk mengetahui penyebab turunnya produksi padi di Sragen.
KTNA bersama PT Pupuk Indonesia kembali menguji sampel tanah, kali ini di Kecamatan Ngrampal. Dari hasil uji tersebut ditemukan kandungan tanah terlalu asam yang berbahaya bagi tanaman padi.
KTNA dan PT Pupuk Indonesia melakukan uji sampel tanah sawah dari berbagai wilayah di Sragen untuk mengetahui penyebab turunnya produksi padi. Dari pengujian tersebut diketahui ada salah satu unsur yang kurang.
Pastikan stok pupuk aman untuk musim tanam II di Sragen, PT Pupuk Indonesia berkoordinasi dengan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) tingkat kabupaten dan provinsi untuk mengawasi distribusinya.
Perpadi Sragen ingin pemerintah menetapkan batas atas harga gabah kering panen (GKP) yang saat ini di angka Rp5.900/kga. Sementara KTNA Sragen menolak usulan adanya batas atas harga GKP.
Luas tanaman padi yang terendam pada banjir kali ini dinilai lebih sedikit dibandingkan Februari lalu yang mencapai lebih dari 1.000 hektare. Sementara KTNA Sragen meminta pemerintah memberikan bantuan bibit untuk mengurangi beban petani.
Produksi padi di Sragen pada 2022 masih surplus meski sempat mengalami kendala di musim tanam ketiga. Hasil panen padi di Sragen dalam setahun diklaim bisa mencukupi kebutuhan sejuta warga Sragen dalam empat tahun.
Surat Edaran (SE) Kepala Badan Pangan Nasional No. 47/TS.03.03/K/02/2023 tentang Harga Batas Atas Pembelian Gabah Atau Beras tertanggal 20 Februari 2023 dinilai merugikan petani.
KTNA Sragen menilai masalah penyakit tanaman kerdil yang menurunkan produktivitas padi petani belum ada solusi. Pihak Distan KP Sragen menyebut penyebab masalah itu adalah tanah yang terlalu asam dan telah menyampaikan cara mengatasinya.
Ketum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menggelar acara Rambuk Tani bersama Cak Imin di Sragen. Ia dicecar pertanyaan dan keluhan dari para petani di Bumi Sukowati.
Kebijakan pemerintah mengimpor beras 200.000 ton menyakiti hati petani Sragen. KTNA Sragen menyebut kebijakan tersebut menunjukkan pemerintah tak berpihak kepada petani.
KTNA Sragen menyebut kenaikan harga beras tak bisa dinikmati para petani di Bumi Sukowati. Pasalnya mereka tak lagi punya stok beras dan produksi padi mereka juga anjlok.
Distan KP Sragen menyebut kasus tanaman padi yang terkena penyakit rumput kerdil hingga produktivitas nya menurun angkanya tak terlalu signifikan. Secara keseluruhan produktivitas padi di Sragen masih baik.
KTNA Sragen mengadukan persoalan petani ke Fakultas Pertanian UNS Solo karena tak puas dengan jawaban Ketua Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Palur soal turunnya produksi padi mereka.
Kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Wilayah Surakarta menyebut masalah turunnya produktivitas Padi di Sragen disebabkan kandungan PH tanah yang kurang.
KTNA Sragen memprotes kenapa petani tak mendapat bantuan kompensasi kenaikan BBM sementara driver ojek, sopir angkutan umum dapat. Mereka ingin kompensasi kenaikan BBM untuk mereka adalah dengan menaikkan HPP GKP Jadi Rp6.000/kg.
Permentan yang baru menghilangkan NPK dan SP-36 dalam daftar pupuk yang disubsidi pemerintah. KTNA Sragen agar kedua pupuk itu dikembalikan sebagai pupuk bersubsidi.
Petani di Sragen kini bisa mengakses jaminan sosial dari BPJS Ketenagakerjaan untuk perlindungan diri dan keluarga dari kecelakaan kerja dan kematian. Dengan membayar Rp16.800/bulan, petani bisa dapat banyak dapat benefit.
SMKN 1 Kedawung Sragen memanen bengkuang dengan ukuran jumbo seberat 11 kg. Bengkuang tak biasa itu dipamerkan di KTNA Exporience 2022 di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen.
Ketua KTNA Sragen, Suratno, mengatakan anggaran untuk menyelenggarakan KTNA The Exporience 2022 diperkirakan Rp250 juta. Akan ada 100 stan pameran yang disiapkan.
KTNA Sragen menjanjikan kegiatan KTNA The Exporience 2022 bakal berbeda dengan ekspo sebelumnya. Akan hadir tiga menteri dan Gubernur Jateng dalam acara ini.
Tiga menteri yang dijadwalkan hadir itu terdiri atas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi A. Halim Iskandar; dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno.
Para petani di Sragen mengeluhkan sulitnya membeli BBM pertalite dan solar untuk bahan bakar pompa dan traktor mereka. Syarat adanya rekomendasi dari kecamatan dan dinas dinilai menyulitkan.
KTNA Sragen menilai pemerintah tidak lagi berpihak kepada petani, terutama berkaitan dengan kebijakan pencabutan subsidi pupuk organik dan jenis pupuk lainnya.
19 Kelompok tani (poktan) di Kecamatan Karangmalang, Sragen menyediakan 650 hektare sawah untuk IP 400. Sragen menargetkan 10.000 hektare sawah untuk IP 400 tahun ini.
Sragen mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi jenis NPK Phonska sebanyak 3.315 ton menjelang akhir tahun. Kebijakan ini dinilai KTNA Sragen bukti kurang baiknya perencanaan pemerintah.
KTNA Sragen menilai praktij jual beli pupuk subsidi tak berizin masih ada di beberapa tempat. Mereka berharap agar polisi menangkap pemasok pupuk bersubsidi tak berizin tersebut.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno, mengkritik KPU Sragen yang tidak menyediakan panelis dari pakar pertanian daam debat Pilkada.