PT Pertamina EP (PEP) sebagai anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sekaligus KKKS dibawah SKK Migas, unjuk kinerja positif capai target produksi migas yang telah dipercayakan oleh Negara.
SKK Migas dan KKKS Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menggelar Focus Group Discussion dan Evaluasi Percepatan Sertifikasi Barang Milik Negara (BMN) Hulu Migas.
SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) secara berkelanjutan terus melakukan upaya menekan emisi karbon atau zero emission, salah satunya melalui kegiatan penanaman pohon.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pengeboran eksplorasi sebanyak 57 sumur pada 2023 dengan target investasi senilai 1,7 miliar dolar AS.
Indonesia memiliki potensi hidrokarbon yang sangat besar, di mana saat ini terdapat 168 cekungan baru, dan dari jumlah tersebut, baru 20 cekungan yang berproduksi.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat penerimaan negara dari sektor hulu migas telah mencapai US$13,95 miliar atau setara dengan Rp215,9 triliun (kurs Rp15.480) sampai dengan kuartal III/2022.
Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto menjelaskan ketertarikan perusahaan asing berasal dari perkiraan cadangan gas Indonesia yang dapat bertahan hingga 30 tahun mendatang.
Premier Oil (A Harbour Energy Company) yang berkontrak dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengebor sumur eksplorasi Timpan-1 pada 10 Mei 2022.
Sektor hulu migas bisa mencatatkan capaian lifting migas tinggi, sampai triwulan III/2021, realisasi lifting minyak dan gas sebesar 1,640 barel oil equivalent per day (BOEPD)