SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuci tangan pakai sabun. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Setiap 15 Oktober diperingati sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia. Bukan semata-mata karena pandemi Covid-19 yang disebabkan Virus Corona, kebiasaan baik ini juga bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit lain.

Hari Cuci Tangan Sedunia ini dirayakan di seluruh dunia. Ini merupakan kampanye promosi cuci tangan internasional untuk mengatasi penularan berbagai penyakit. Salah satu penularan Covid-19 dan penyakit lainnya terjadi karena virus atau bakteri yang menempel pada tangan. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu cara untuk mencegah penularan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia ini pertama dicetuskan oleh Global Handwashing Partnership pada tahun 2008. Sejak saat itu setiapl 15 Oktober diperingati sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia. Di Hari Cuci Tangan Sedunia ini menyoroti pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air di rumah, di masyarakat, dan di seluruh dunia.

Baca Juga: Berpenampilan Plontos, Rambut Deddy Corbuzier Tidak Bisa Tumbuh?

Ekspedisi Mudik 2024

Direktur Kesehatan Lingkungan Vensya Sitohang mengatakan mencuci tangan dengan sabun adalah cara termurah dan paling efektif untuk menghentikan penularan Covid-19 dan akan tetap menjadi tindakan pencegahan.

Selain Covid-19, cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan penyakit diare hingga 30 persen dan ISPA hingga 20 persen. Dua penyakit tersebut merupakan penyebab utama kematian anak Balita di Indonesia. “Untuk menghentikan penularan Covid-19 dan mencegah wabah di masa depan, semua orang di manapun harus melakukan praktik CTPS,” kata Vensya dalam konferensi pers secara virtual Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, dikutip dari Bisnis.com, Jumat (15/10/2021)

Tak hanya itu, lanjut Vensya, akses terhadap air sanitasi dan kebersihan adalah hak asasi manusia. Setiap orang harus memiliki akses air minum yang aman dan toilet bersih, serta fasilitas kebersihan yang aman. Sayangnya, belum semua rumah di Indonesia memiliki fasilitas cuci tangan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 di Indonesia 1 dari 4 orang tidak memiliki fasilitas cuci tangan di rumahnya.

Baca Juga: Joko Anwar dan BumiLangit Garap Tira untuk Disney+ Hotstar

Jumlah ini 25 persen dari populasi atau 64 juta orang Indonesia tidak memiliki akses cuci tangan. Selain fasilitas CTPS di rumah, ada juga beberapa tempat yang harus ada fasilitas tersebut, antara lain sekolah, fasilitas pelayanan kesehatan, dan tempat-tempat umum seperti mal, pasar tradisional, dan taman. Hari CTPS menjadi momentum masyarakat dalam mencegah penularan berbagai penyakit. Melalui tema ‘Masa Depan Kita di Tangan Kita – Mari Beraksi Bersama Untuk Membuat CTPS Nyata Bagi Semua’ mengingatkan masyarakat global akan pentingnya sanitasi bersih dalam kehidupan sehari-hari.

Mencuci tangan dengan sabun dan air tidak hanya sederhana dan murah, tetapi juga dapat secara dramatis mengurangi penyakit pada anak kecil. Mengajarkan orang tentang mencuci tangan dapat membantu masyarakat agar tetap sehat.

Baca Juga: Pilihlah Masakan Rumah daripada Masakan Restoran, Ini Alasannya

Mengutip laman Detik.com, Jumat (15/10/2021), berdasarkan situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Edukasi cuci tangan di masyarakat dapat:

– Mengurangi jumlah penyakit diare sekitar 23-40%
– Mengurangi penyakit gastrointestinal pada anak sebesar 29-57%
– Mengurangi penyakit diare pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah sekitar 58%
– Mengurangi penyakit pernapasan, seperti pilek sekitar 16-21%

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya