SOLOPOS.COM - Sejumlah sukarelawan memakamkan jenazah pasien Covid-19 dengan menggunakan protokol kesehatan pada Jumat (9/7/2021) dinihari. (Istimewa/Sukarelawan Pemakaman Jenazah Covid-19)

Solopos.com, SRAGEN — Dalam sehari, ada 20 orang meninggal dunia lantaran diduga terpapar Covid-19 di Kabupaten Sragen, Kamis (8/7/2021). Proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 tersebut berlangsung hingga Jumat (9/7/2021) waktu subuh.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen yang juga Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ditemui Solopos.com, Jumat siang, membenarkan mendapat laporan ada 20 orang pasien Covid-19 yang meninggal dunia sejak Kamis sore hingga Kamis malam. Yuni, sapaan Bupati, belum bisa menyampaikan jawaban yang detail terkait penyebab angka kematian kasus Covid-19 yang melejit luar biasa itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Kisah Perjalanan Batik Girilayu Hingga Jadi Produk Khas Karanganyar

“Saya belum bisa menjawab dengan detail karena belum diaudit. Secara umum penyebab kematian 20 orang itu karena ada beberapa kondisi yang memang sudah parah sejak dari rumah. Biasanya mereka isolasi mandiri di rumah kemudian mengalami perburukan lalu dibawa ke rumah sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten [DKK] masih mengidentifikasi kasus per kasus. Ada 20 orang yang meningeal itu sejak Kamis sore sampai Jumat dinihari,” ujarnya.

Yuni menyampaikan pada pukul 20.00 WIB sudah ada antrean jenazah untuk dimakamkan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Selama beberapa hari ini, terang dia, sukarelawan sudah bekerja keras. Semalam pada pukul 23.00 WIB-24.00 WIB, ungkap dia, banyak sukarelawan yang kelelahan untuk menguburkan jenazah-jenazah itu dengan menggunakan standar protokol kesehatan.

“Kemudian kami atur. Proses pemakaman jenazah pun bisa tuntas atau selesai semua pada Subuh tadi. Nah, sekarang kami berusaha merekrut kembali para sukarelawan yang bisa dimintai bantuan untuk pemulasaraan sampai penguburan jenazah. Seperti dari Muhammadiyah sudah sanggup dan mendukung serta siap mengirimkan sukarelawan untuk diajari cara pemulasaraan dan penguburan jenazah secara protokol kesehatan,” jelas Yuni didampingi Kapolres, Dandim, dan Kajari Sragen.

Baca Juga: Ambulans PC Muhammadiyah Klaten Ternyata Sudah 2 Kali Dilempari Batu

Yuni menyebut selain dari Muhammadiyah juga ormas keagamaan yang sanggup mengirimkan sukarelawan, yakni dari Majelis Tafsir Alquran (MTA), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dan Nahdlatul Ulama (NU). Yuni mengatakan mereka nanti dibuatkan posko koordinasi yang ada di DKK Sragen dengan fasilitas alat pelindung diri (APD) lengkap. Untuk proses pelatihannya, kata dia, dimulai dalam waktu dekat.

Bupati menerangkan sebenarnya ada insentif dalam kegiatan yang berkaitan dengan penanganan Covid-19, sebagaimana insentif kepada tenaga kesehatan (nakes). Untuk kebutuhan vitamin dalan seterusnya, sebut dia, bisa diambilkan dari DKK tetapi kalau faktor kelelahan memang tidak bisa dipaksakan. “Sekarang juga harus diperbanyak sukarelawan di setiap kecamatan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya