SOLOPOS.COM - Waduk Kedungombo (Instagram/@kedung.ombo)

Solopos.com, GROBOGAN — Kabupaten Grobogan dikenal memiliki beberapa waduk dengan ukuran yang besar. Waduk-waduk ini dibangun di atas lahan yang luas, bahkan di antaranya adalah bekas pemukiman penduduk yang dibedol desa oleh pemerintah.

Waduk-waduk ini dibangun dengan tujuan sebagai fungsi pengairan untuk kawasan pertanian di sekitarnya jika musim kemarau tiba. Selain sebagai fungsi pengairan, waduk-waduk ini juga menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat. Berikut ini empat wisata waduk di Kabupaten Grobogan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Waduk Kedung Ombo

Waduk ini merupakan salah satu bendungan besar di Indonesia yang memiliki banyak manfaat, termasuk wisata. Saking luasnya, waduk ini berada di tiga kabupaten sekaligus, yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Grobogan.

Baca Juga: Warga Grobogan Tertabrak KA, Diduga Bunuh Diri

Ekspedisi Mudik 2024

Bendungan utama Waduk Kedung Ombo ini berada di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan sedangkan sumber air utama waduk tersebut berasal dari Kali Serang. Waduk ini dibangun pada tahun 1985 untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkekuatan 22,5 mega watt. Selain untuk PLTA, air dari waduk tersebut dipakai untuk mengairi 70 hektar sawah di sekitarnya.

Sedangkan wahana wisata yang ada di Waduk Kedung Ombo adalah sampan di mana pengunjung bisa menikmati indahnya perairan di Waduk Kedung Ombo dengan perahu telusur tersebut. Seperti yang sudah diberitakan Solopos.com sebelumnya, Waduk Kedung Ombo ini dibangun selama empat tahun mulai dari 1985 hingga 1989 dengan menelan dana USD25,2 juta dari Bank Exim Jepang dan APBN.

Sampai diresmikan pada 19 Mei 1991 oleh Presiden Soeharto, pembangunan Waduk Kedung Ombo menuai protes. Sebanyak 600 keluarga berjuang menuntut hak atas ganti rugi tanah yang layak.600 keluarga ini sebelumnya telah menempati desa yang sekarang ini menjadi Waduk Kedung Ombo.

Baca Juga: Aksi Polwan Grobogan Bantu Air Bersih Warga Desa Karangrejo

Waduk Nglangon

Melalui unggahan di laman Instagram @infogrobogan.id, Waduk Nglangon ini dibangun pada masa kolonial Belanda di Indonesia, tepatnya pada tahun 1911 hingga 1914. Sekarang, waduk ini menjadi salah satu tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan dan waduk  ini dikenal dengan pemandangan air pasang saat musim hujan. Namun saat musim kemarau, air pada waduk akan surut dan tersisa beberapa aliran kecil saja.

Mengutip situs sda.pu.go.id, bagi yang akan mengunjungi waduk ini akan disambut dengan beberapa jenis burung yang jumlahnya tidak sedikit. Beberapa di antaranya yaitu burung bondol peking, dederuk Jawa, alap-alap, elang dan lain sebagainya. Pemandangan unik dan menarik ini menjadi daya tarik tersendiri bagi tempat wisata ini.

Tidak jauh dari waduk, ada hutan jati yang menambah kesan alami dan asri, sehingga tampak lebih indah. Namun secara keseluruhan, waduk ini tetap memiliki pemandangan alam yang mempesona. Apalagi banyak spot untuk berswafoto yang dapat menghasilkan hasil gambar yang bisa menjadi materi unggah di Instagram.

Baca Juga: Terapkan Prokes dan Hafal Pancasila, Guru TK Dapat Sepeda dari Ganjar

Waduk Klambu

Merjpakan salah satu wisata waduk Kabupaten Grobogan yang terletak di Desa Klambu, Kecamatan Klambu. Jaraknya sekitar 11 kilometer ke arah barat Kota Purwodadi. Mengutip dari Jatengprov.go.id, Waduk Klambu yang di lain sisi juga berfungsi sebagai bendungan bagi wilayah sekitar merupakan pertemuan dari dua aliran sungai, Sungai Serang dan Sungai Lusi.

Waduk Klambu dinilai memiliki potensi wisata air yang cukup menjanjikan. Banyak sekali masyarakat sekitar yang berkunjung ke Waduk Klambu. Mayoritas dari pengunjung datang ke Waduk Klambu untuk memancing karena dipercayai terdapat banyak ragam jenis ikan hidup di dalam air Waduk Klambu. Wajar saja, mengingat air dari Waduk Klambu berasal dari 2 aliran sungai.

Waduk Sangeh

Berlokasi di Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, area waduk ini tersedia bumi perkemahan yang sering dipakai untuk acara kepramukaan. Selain itu, tempat ini juga sering didatangi oleh para pemancing mania untuk mencari ikan.

Waduk ini berukuran besar seperti layaknya waduk pada umumnya namun suasana di kawasan waduk saat sore hari sangat cocok untuk menghabiskan waktu untuk melepas penat setelah mengerjakan aktivitas keseharian yang melelahkan.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di kanal Youtube Dar TV, di kawasan waduk ini banyak ditemui para kelompok pesepeda yang melepas lelah dan juga rangkaian penjual jajanan yang menggiurkan lidah.

Waduk ini berukuran volume sebesar 385.000 m3 sedangkan luasnya  260.000 ha. Waduk ini dibuat pada 1901 dan selesai pada tahun 1912 dan waduk ini dibuat sebagai fungsi irigasi area persawahan sekitar waduk.  Pengunjung yang datang biasanya ingin menikmati pemandangan sunset atau matahari terbenam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya