SOLOPOS.COM - Rehabilitasi jaringan irigasi di Krisak, Kecamatan Selogiri, pada awal September 2021. (Solopos.com/Farida Trisnaningtyas)

Solopos.com, WONOGIRI—Sebanyak 40% jaringan irigasi di Kabupaten Wonogiri dalam kondisi rusak pada 2021. Setidaknya butuh anggaran mencapai Rp154 miliar untuk memperbaiki jaringan irigasi rusak yang tersisa di Wonogiri.

Rencana perbaikan tersebut terkendala anggaran lantaran mengalami refocusing untuk penanganan pandemi Covid-19. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Wonogiri, Bowo Dwi Hartono, mengatakan jaringan irigasi yang menjadi kewenganan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mencapai 28.782 hektare (ha).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dari 28.784 ha yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten pada jaringan irigasi permukaan kondisi saat ini baik 60%, sedangkan 40% dalam keadaan rusak. Artinya, sekitar 11.499 ha luasan jaringan irigasi di Wonogiri masih rusak,” ujar dia, saat ditemui wartawan, Kamis (30/9/2021).

Baca Juga: Kompor Serabi Produksi Lulusan SMP di Karangdowo Klaten Ini Laris Manis

Bowo menjelaskan jika dihitung-hitung berdasarkan luasan jaringan irigasi yang berada dalam kondisi rusak tersebut membutuhkan anggaran Rp154 miliar untuk perbaikan secara menyeluruh. Dengan demikian, setidaknya butuh Rp13 jutaan/ha untuk perbaikan jaringan irigasi rusak.

Sayangnya, rencana merampungkan perbaikan jaringan irigasi rusak tersebut terganjal anggaran yang minim. Dalam hal ini, Pemkab Wonogiri kembali melakukan refocusing APBD khususnya pada 2022 dengan prioritas untuk penanganan Covid-19.

“Pada 2022 mendatang setelah pembahasan KUA PPAS, kami hanya diberi alokasi anggaran Rp50 juta. Saya ya pusing dan prihatin. Dari kebutuhan perbaikan irigasi sebanyak ini yang pastinya manfaatnya luar biasa, tetapi anggaran sangat minim,” keluh dia.

Baca Juga: Hii! Ular Weling 100 Cm Sembunyi di Rak Toko Modern di Klaten

 

Pemeliharaan Rutin

Di sisi lain, pada 2021 bidang SDA memeroleh alokasi anggaran sebesar Rp2,5 miliar. Perinciannya adalah anggaran sebesar Rp1,8 miliar untuk pemeliharaan rutin jaringan irigasi dan Rp700 juta untuk kegiatan pemeliharaan berkala jaringan irigasi. Menurutnya, program pemilihan rutin jaringan irigasi tersebut diprioritaskan untuk mengembalikan fungsi irigasi yang memiliki kerusakan parah sebagai dampak banjir besar pada 2017 lalu. Sedangkan jumlah kegiatannya ada sebanyak 46 lokasi dengan skala pekerjaan kecil.

Selain itu, Wonogiri juga memperoleh dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat untuk rehab jaringan irigasi senilai Rp6 miliar yang terbagi dalam tujuh paket kegiatan. Progres kegiatan tersebut kini mencapai 85%.

Sejumlah proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Wonogiri pada 2021, yakni rehabilitasi jaringan irigasi di Krisak, Desa Jaten, Selogiri; rehabilitasi jaringan irigasi di Balong, Desa Kedungombo, Kecamatan Baturetno; rehabilitasi jaringan irigasi di Gremeng, Desa Bangsri, Kecamatan Purwantoro; dan rehabilitasi jaringan irigasi di Warung, Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono.

Baca Juga: Vaksinasi di Pandean Boyolali Ditarget Selesai Oktober

Di samping itu, Wonogiri juga mendapatkan kucuran dana bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk pembangunan sebanyak tiga embung, yakni Telaga Glagah Ombo, Embung Ngunut, dan Embung Winong. Progresnya, untuk Glagah Ombo dan Ngunut dalam proses pembuatan, sementara di Winong tahap lelang.

“Mohon maaf kalau memang kondisi jaringan irigasi di Wonogiri belum ada peningkatan perbaikan karena anggaran minim,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya