SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video yang dikabarkan sebagai pekerja bangunan asal Jateng yang terlantar di Atambua, NTT. (Instagram @grobogantoday)

Solopos.com, SEMARANG – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah (Disnakertrans Jateng) akan menyelidiki informasi di media sosial (medsos) terkait nasib 40 pekerja bangunan asal Jateng yang terlantar di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Disnakertrans Jateng, Sakina Rosellasari, mengaku belum mendapat laporan terkait adanya 40 pekerja bangunan asal Jateng yang dikabarkan telantar di Atambua. “Kami belum dapat laporan. Kami perlu menelusuri informasi itu,” tulis Sakina dalam pesan singkat kepada Semarangpos.com melalui aplikasi Whatsapp (WA), Senin (4/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sakina mengaku akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT, terutama Disnaker setempat terkait informasi yang beredar di medsos itu.

Baca Juga: Solopos Hari Ini: Stok Vaksin Menipis

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelumnya beredar video di media sosial Instagram yang menampilkan sekelompok orang yang tengah jongkok dan makan bersama beralaskan daun pisang di sebuah permukiman. Sementara beberapa orang lain tampak menyaksikan orang-orang yang tengah berebut makanan itu.

Video itu diunggah akun @grobogantoday di Instagram, Sabtu (31/7/2021). Dalam keterangannya, akun @grobogantoday menulis ada 40 pekerja bagunan asal Jateng yang terlantar di Atambua, NTT. Mereka kebanyakan berasal dari Kabupaten Grobogan, yakni 36 orang. Sementara empat orang lainnya Demak (dua orang), Jepara, dan Blora.

Mereka terlantar setelah upahnya tak dibayarkan saat mengerjakan proyek pembangunan Universitas Pertahanan Kabupaten Belu, NTT. Saat ini, para pekerja bangunan asal Jateng itu pun mengungsi di rumah seorang warga yang diketahui bernama Rasmo Weaituan.

Tak Dapat Upah

Dari informasi yang diunggah akun @grobogantoday, para pekerja bangunan asal Jateng itu mengaku tidak mendapat upah sesuai dengan yang telah dijanjikan. Meski demikian, mereka dituntut untuk terus bekerja di proyek pembangunan Universitas Pertahanan Kabupaten Belu.

“Pihak proyek belum memberikan kepastian terkait upah yang harus dibayarkan. Padahal dalam kesepakatan hanya dua gedung, bukan tiga gedung. Sedangkan upah kami yang sepekan terakhir belum juga dibayar tetapi kami dituntut untuk terus bekerja. Saya dan teman-teman menolak untuk melanjutkan pekerjaan tanpa kepastian terkait upah. Bukan cuma itu, saya diancam akan dipenjarakan juga apabila tidak melanjutkan pekerjaan,” ujar kepala tukang, Muin, 42, seperti dikutip dari unggahan @grobogantoday.

Video yang diunggah akun @grobogantoday ini pun mengundang reaksi beragam dari netizen. Hingga tadi malam Video itu juga telah tayang 6.386 kali.

Baca Juga: Kebakaran Kandang di Grobogan: 13.000 Ekor Ayam Hangus, Rugi hingga Rp1,2 Miliar

Pejuang nafkah, semoga di lancarkan rezekinya,” tulis akun @muslikan.id.

mesake, keplantrak [kasian, terlantar begitu],” tulis akun @imamnews077.

Mugo” seng telantarke kuli bangunan, ntok hukuman setimpal [semoga yang menelantarkan pekerja bangunan dapat hukuman yang setimpal],” tulis akun @rudy_mpunxs.

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by
Grobogan Today (@grobogantoday)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya