Solopos.com, SOLO — Pada Jumat (26/2/2021) tepat enam bulan Gibran Rakabuming Raka, 33, dilantik sebagai Wali Kota Solo bersama pendampingnya, Teguh Prakosa, sebagai Wakil Wali Kota.
Duet Gibran-Teguh yang diusung PDIP berhasil menang telak dalam kontestasi Pilkada Solo 2020 melawan pasangan Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo (Bajo) yang maju dari jalur perseorangan. Bajo diusung ormas Panji-Panji Hati atau Tikus Pithi Hanata Baris (TPHB).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Semenjak dilantik sebagai orang nomor satu di Kota Solo, Gibran harus menghadapi tantangan berat pandemi Covid-19. Kondisi itu mengharuskan Pemkot Solo melakukan refocusing besar-besaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2021.
Baca juga: Rusunawa Semanggi Solo Segera Dibongkar, Warga Tidak Dapat Pesangon, Tapi…
Artinya banyak anggaran daerah yang dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19.
Namun bagaimana capaian kinerja Gibran memimpin Solo enam bulan terakhir ini? Berikut pendapat Dosen Hukum Tata Negara UNS Solo, Agus Riewanto, yang disampaikan kepada Solopos.com, Kamis (26/8/2021).
“Untuk Mas Gibran sebagai new comer di dunia politik, menurut saya relatif baik. Kalau diukur dari situasi, kondisi dan stabilitas politik di Solo relatif stabil, tidak ada riak apa pun. Dari pertumbuhan ekonomi di masa pandemi juga tak begitu menurun,” terang dia.
Baca juga: Tak Datangkan Murid ke Sekolah, Simulasi ANBK SMP di Solo Lancar
Agus juga mengapresiasi kinerja Gibran dan jajarannya dalam penanganan pandemi Covid-19. Dia relatif mampu untuk menyesuaikan dengan dinamika instruksi pemerintah pusat. Padahal dia belum mempunyai banyak pengalaman di bidang politik dan birokrasi.
Organisasi Birokrasi Dinamis
Gibran dinilai cukup berhasil mendinamisasikan organisasi birokrasi Pemkot Solo. Walau diakui Agus capaian kinerja Gibran tidak bisa dilepaskan dari statusnya sebagai putra Presiden Jokowi. Banyak pejabat pusat yang berdatangan ke Solo dengan berbagai program.
“Tidak bisa dinafikkan, bahwa secara alamiah seorang anak Presiden itu sedikit banyak dipengaruhi dari pemerintah pusat, mulai dari backup berbagai program, implementasi program, anggaran, serta bansos. Kan banyak bansos yang daerah lain tak dapat,” kata dia.
Baca juga: Grafiti Sindir Pemerintah di Solo Dihapus, Gibran Tegaskan Bukan karena Kontennya
Agus mencontohkan bantuan oksigen dari Singapura yang diterima Solo.
“Kita juga mencatat banyak pemerintah pusat yang wira-wiri di Solo dalam berbagai program, bantuan UMKM, bantuan pandemi Covid-19. Kan banyak yang diterima oleh Solo,” urai dia.
Namun Agus melihat masih ada sejumlah catatan dari kinerja Gibran enam bulan terakhir. Salah satunya tentang gaya berkomunikasi Gibran yang sangat minimalis. Suami dari Selvi Ananda itu dinilai terlalu kalem, dan tidak pernah berwacana di depan publik.
Baca juga: Warga Kecele Vaksin Sinovac Dosis Kedua di Grha Saba Solo Habis, Ini Tanggapan Gibran
Alhasil masih banyak masyarakat yang tidak tahu tentang arah pembangunan, program unggulan maupun tujuan yang ingin dicapai.
“Dia belum cukup mampu mewacanakan atau menjelaskan kepada publik melalui berbagai saluran yang ada,” sambung dia.
Tapi Agus mengakui setiap pemimpin mempunyai rumus sendiri dalam menjalankan tugas-tugasnya.
“Mungkin dia punya rumus sendiri ya, dan itu mungkin rumus yang dipakai Pak Jokowi dan berhasil. Mungkin bagi kita tidak baik, tapi bagi dia mungkin baik,” kata dia.