SOLOPOS.COM - Supriyadi berpose di depan Kampus UNY, Yogyakarta, Minggu (10/10/2021). Guru olahraga SMP 1 Trucuk tersebut berhasil memenuhi nazarnya sampai UNY pukul 17.00 WIB setelah melakukan perjalanan 11 jam yang dimulai dari SMPN 1 Trucuk pukul 06.00 pagi. (Istimewa/Dokumentasi Pribadi-Supriyadi)

Solopos.com, KLATEN — Supriyadi, 53, guru olahraga asal Dukuh Brajan Desa Planggu, Kecamatan Trucuk menggelar aksi jalan kaki sejauh 42 kilometer (km) dari SMPN 1 Trucuk hingga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Minggu (10/10/2021).

Hal itu dia lakukan sebagai bentuk syukur dan melunasi nazar setelah dinyatakan lolos dalam tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Ini Alasan Pria Klaten Penerima Ganti Rugi Tol Rp4,3 Miliar Bernazar Bikin Sanggar Budaya

Berikut delapan fakta seputar aksi Supriyadi yang jalan kaki sejauh 42 kilometer itu.

1. Lebih dari 16 Tahun Mengabdi Sebagai Guru Honorer

Supriyadi merupakan guru olahraga yang mengabdi untuk SMPN 1 Trucuk. Selama lebih dari 16 tahun, bapak tiga anak itu menjadi guru honorer kategori 2 (K2). Selama masih berstatus guru honorer, penghasilan Supriyadi tidak bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

2. Mengikuti Tes PPPK pada September

Pada September lalu, Supriyadi mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi PPPK. Ia dinyatakan lulus tes menjadi PPPK di SMPN 1 Trucuk sebagai guru olahraga. Kabar lulus tes PPPK itu dia dapatkan pada Jumat (8/10/2021) siang.

3. Merasa Tidak Percaya Diri

Rasa tidak percaya diri menghinggapi Supriyadi karena istri Supriyadi sudah diangkat menjadi PNS. Ia pun bertekat mengimbangi pendapatan sang istri. Caranya dengan mengikuti seleksi CPNS ataupun seleksi PPPK.

4. Empat Kali Gagal atau Tidak Lolos Tes CPNS

Saat masih berstatus sebagai guru honorer, Supriyadi ternyata sudah empat kali mengikuti seleksi CPNS. Namun, dari empat seleksi yang dia ikuti, nasib baik belum berpihak padanya.

5. Nazar Jalan Kaki

Supriyadi mengakui upaya untuk mengimbangi pendapatan sang istri cukup berat. Oleh sebab itu, bernazar jalan kaki dari SMPN 1 Trucuk ke UNY yang jadi almamaternya jika lolos CPNS atau PPPK.

6. Merahasiakan Nazarnya ke Istri.

Sang istri baru diberi tahu oleh Supriyadi terkait nazar jalan kaki itu hanya beberapa jam sebelum berangkat jalan kaki menuju UNY.

7. 11 Jam Jalan Kaki, 42 Km terlewati

Supriyadi mulai jalan kaki dari halaman SMPN 1 Trucuk Klaten pukul 06.00 WIB dan tiba di UNY pukul 17.00 WIB. Jarak sepanjang sekitar 42 km itu ia tempuh dengan jalan kaki selama 11 jam.

8. Bakal Jadi PPPK Selama Tujuh Tahun.

Usianya yang sudah menginjak 53 tahun membuat Supriyadi hanya akan jadi PPPK selama sekitar tujuh tahun. Sebab, saat usianya menginjak 60 tahun, ia diharuskan pensiun.

“Istri sudah diangkat PNS sementara saya belum. Saya merasa tidak PD [percaya diri] kalau belum bisa mengimbangi istri. Akhirnya saya nazar kalau diangkat [menjadi PNS atau PPPK], saya akan jalan kaki dari tempat saya mengajar sampai ke almamater saya dulu di UNY,” kata Supriyadi saat ditemui wartawan di Bendogantungan, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan.

Baca Juga: 3 Warga Sragen Tunaikan Nazar Jalan Kaki Usai Sembuh dari Covid-19

Supriyadi berangkat dari SMPN 1 Trucuk pukul 06.00 WIB. Dia menyebut kegiatan yang dia lakukan itu dengan istilah fartlek, salah satu jenis latihan daya tahan yang mengombinasikan lari lambat, cepat, berkelok-kelok, dan lain-lain.

Supriyadi melunasi nazar seorang diri tanpa pengawalan. Istrinya baru dia beri tahu pada Minggu sehabis Subuh. Selain uang saku, Supriyadi hanya berbekal belasan hingga puluhan masker yang dia bawa menggunakan satu tas.

Baca Juga: Unik! Warganya Lolos Tes Brimob, Kapolsek Tuntaskan Nazar Jungkir Balik

“Karena setiap basah, masker langsung saya ganti. Makanya saya bawa banyak masker,” urai dia.

Salah satu hambatan yang dialami Supriyadi yakni asap pembakaran sampah. Perjalanannya sempat terhenti ketika dia menghirup asap pembakaran sampah.

“Kendala saya itu alergi dengan asap. Kalau kena asap saya langsung sesak napas,” tutur dia.

Baca Juga: Pengumuman Hasil Tes PPPK Guru di Karanganyar Diundur Lur, Ini Penyebabnya

Meski hanya bakal menikmati menjadi PPPK sekitar tujuh tahun, Supriyadi tetap bangga dan bersyukur. Perjuangan yang selama ini dia lakukan setelah empat kali gagal lolos tes CPNS terbayarkan dengan lolos tes PPPK pada 2021.

“Saya yang jelas tetap mengabdi sebaik-baiknya, mencetak generasi sesuai dengan harapan bangsa. Saya akan menjadi guru yang baik, guru berkualitas, dan guru yang menjadi kebanggaan bagi murid-murid,” urai Supriyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya