SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pembelajaran tatap muka (Antara)

Solopos.com, PURBALINGGA — Curi start pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, SMPN 4 Mrebet, Purbalingga, Jateng, harus menanggung masalah. Pasalnya, ada sedikitnya 90 siswa mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Kasus ini langsung menjadi perhatian sejumlah pihak. Komisi X DPR RI meminta pihak terkait menelusuri dari mana asal penularan. Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan SMS blast atau menyebar pesan singkat kepada masyarakat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berikut isinya berdasarkan SMS yang diterima Solopos.com, Rabu (22/9/2021):

Pembelajaran tatap muka masa pandemi harus utamakan keselamatan siswa/i dari COVID-19. Pengawasan, tanggung jawab bersama sekolah dan orang tua. covid-19.go.id.

Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, menyebut penting untuk mencari asal-usul penularan sebagai upata mitigasi.

Baca Juga: 69 Orang Terkonfirmasi Covid-19, Klaster PTM di Jateng?

“Pertama kita minta untuk dimitigasi dari pihak Satgas, dari pihak sekolah, untuk memperjelas status penularannya sebenarnya dimulai dari mana. Mitigasi ini jadi penting supaya jadi proses pembelajaran sekolah-sekolah yang lain,” kata dia, Selasa (21/9/2021), seperti dikutip dari detik.com.

Syaiful juga mengatakan perlu adanya pengecekkan dengan cara PCR agar hasil dan jumlah siswa terpapar menjadi lebih akurat. Untuk itu, dia meminta agar Pemerintah Daerah memfasilitasi pengecekkan ulang tersebut.

“Saya kira itu baru rapid test ya, jadi kita mendorong pada pemda untuk bisa memfasilitasi teman-teman bisa dilakukan tes ulang melalui PCR, tentu pasti mengeluarkan anggaran. Maka itu untuk bisa digotongroyongkan pihak Pemda bisa menyiapkan berapa, nanti dana BOS sekolah mungkin ya masih ada kelonggaran budget yang bisa dipakai untuk itu. Supaya tingkat akurasinya jadi lebih pasti,” tuturnya.

Baca Juga: Waduh, 6,5 Juta Penduduk di Jateng Belum Jadi Peserta BPJS Kesehatan

Sudah Diprediksi

Pihak sekolah sendiri diketahui melakukan pembelajaran tatap muka sebelum adanya pengecekkan dari Satgas. Terkait hal ini, Syaiful meminta seluruh pihak melakukan koordinasi tanpa saling menyalahkan.

Dia menilai, adanya penyebaran di lingkungan sekolah menjadi hal yang sebelumnya telah diprediksi. Oleh sebab itu, pelaksanaan pembelajaran tatap muka perlu disertai dengan kesiapan dan penerapan protokol kesehatan.

Sebagai informasi, 90 siswa SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga Jawa Tengah dinyatakan terpapar Covid-19. Hal itu diketahui setelah para siswa menjalani rapid test antigen yang digelar oleh pihak sekolah bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga, Senin (20/9/2021).

“Awalnya ada yang bergejala, Kepala sekolah kemudian meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan tes (Covid-19) ternyata hasilnya ada 90 yang dinyatakan positif,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono, Selasa.

Baca Juga: Ternyata, Cakupan Vaksinasi Jateng Terendah di Pulau Jawa

Menurut Hanung, sebelumnya SMPN 4 Mrebet telah melakukan pembelajaran selama dua pekan. Padahal sekolah itu belum diperiksa oleh tim Satgas Covid-19 kabupaten untuk mendapatkan izin menggelar PTM.

“Pembelajaran itu kabarnya sudah berlangsung satu sampai dua pekan. Aturannya kalau ada PTM diminta atau tidak kan kita cek dulu, jadi kita tahu kesiapannya” ujarnya

Harus Isolasi, Tapi Ortu Menolak

Mendapati adanya ledakan kasus itu, Dinkes akan melaksanakan isolasi terpusat bagi 90 siswa yang positif Covid-19. Saat ini Pemerintah Kabupaten Purbalingga telah menyiapkan gedung eks SMPN 3 Purbalingga sebagai tempat karantina.

Namun permasalahan muncul dari orang tua siswa, sebagian dari mereka menyampaikan penolakan. Masyarakat, menurut Hanung, keberatan jika para siswa yang positif harus menjalani isolasi terpusat.

Baca Juga: Duh, Vaksinasi 4 Daerah di Jateng Ini Masih Lemot

“Kami tentu harus mencari solusi terbaik, rencana lain yang mungkin dilakukan adalah mencari tempat lain untuk isolasi. Tapi harus terpusat, tidak ada opsi isolasi mandiri di rumah,” terangnya

Hanung menambahkan 90 siswa yang dinyatakan positif Corona tidak menunjukkan gejala berat. Namun untuk kehati-hatian menurutnya penanganan terbaik adalah tetap menjalankan isolasi terpusat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya