SOLOPOS.COM - Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Ranting Solo, Listyorini, memberikan materi terkait pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada puluhan mahasiswa Stikes PKU Muhammadiyah Solo, di Kelurahan Kadipiro, Senin (27/11/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

AIMI Solo gencar menyosialisasikan program pemberian ASI Eksklusif.

Solopos.com, SOLO – Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Ranting Solo mendorong kaum ibu yang memiliki bayi di bawah usia 2 tahun tidak tergiur dengan promosi penggunaan susu formula (sufor).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua AIMI Ranting Solo, Listyorini, membeberkan data berdasarkan hasil penelitian World Breastfeeding Trends Initiative (WBTI) pada 2012, hanya 27,5% ibu di Indonesia yang berhasil memberi air susu ibu (ASI) eksklusif.

Capaian itu mengantarkan Indonesia berada di peringkat 49 dari 51 negara yang mendukung pemberian ASI eksklusif. Angka itu juga masih jauh dari target Kemenkes yang menginginkan pada 2010 jumlah ibu memberi ASI eksklusif mencapai 61,5% dan pada 2014 mencapai 80%.

“Masih banyak yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan persentase angka ibu memberikan ASI eksklusif. Semisal nanti sudah bekerja sebagai bidan, teman-teman diharapkan bisa mengedukasi masyarakat akan pentingnya pemberian ASI eksklusif. Jadi gak usah yang lain, ASI saja!” kata Rini saat menjadi pemateri dalam forum Aksi EdukASI yang diikuti puluhan mahasiswa Prodi D3 Kebidanan Stikes PKU Muhammadiyah Solo di Aula Stikes itu, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo, Senin (27/11/2017).

Forum Aksi EdukASI: Sosisalisasi Gratis di Kota Solo tersebut digelar AIMI Ranting Solo dalam rangka memperingati HUT ke-5 AIMI Ranting Solo. Selain di STIKES PKU Muhammadiyah Solo, AIMI Ranting Solo juga mengadakan Aksi EdukASI di beberapa tempat lain yang terdiri dari lima lembaga pendidikan, lima lembaga kesehatan, dan lima media lokal baik radio maupun televisi.

AIMI Ranting Solo juga bakal menggelar temu lima komunitas pemerhati kesehatan ibu dan anak di Kota Bengawan dalam rangka perayaan HUT ke-5 mereka yang jatuh pada 16 Desember.

Ketua Divisi Komunikasi AIMI Ranting Solo, Shinta Normala Sari, menuturkan AIMI Ranting Solo kali ini tidak lagi menggelar acara sosialisasi berupa seminar maupun workshop terpusat pada satu tempat, melainkan di beberapa tempat dengan sistem jemput bola.

“ASI sendiri merupakan nutrisi paling baik untuk bayi. ASI merupakan makanan pilihan pertama untuk bayi. Namun selama ini persentase ibu menyusui masih kecil. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan masih terganggu dengan promosi susu formula. Kami ada karena ingin mengembalikan lagi proses alamiahnya ibu memberikan makanan untuk bayi, yakni berupa ASI,” jelas jelas Shinta.

Shinta menilai masih banyak ibu menyusui yang beranggapan susu formula lebih baik ketimbang ASI. Padahal jika dilihat dari kandungan gizi yang ada di dalamnya, menurut dia, ASI jauh lebih baik ketimbang susu formula dan lebih aman dikonsumsi bayi.

Shinta menyampaikan tidak ada satu pun susu formula yang bebas dari kuman. Bahkan menurut WHO dan FDA semua susu formula tidak steril dan berisiko terkena bakteri termasuk sakazakii.

“Iklan susu formula memang sangat memikat. Iklan menawarkan susu formula yang mengandung AA dan DHA yang baik untuk anak. Tapi kita lihat, iklan tidak pernah menayangkan risiko kesehatan ketika bayi diberi susu formula tersebut. WHO juga sudah menginformasikan risiko kesehatan dari susu formula. Kami berupaya memberi tahu masyarakat,” ujar Shinta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya