Air bersih Boyolali, pemanfaatan embung untuk agrowisata mulai dikembangkan PUDAM.
Solopos.com, BOYOLALI–Embung yang saat ini mulai dibangun di sejumlah desa diharapkan tidak hanya dimanfaatkan sebagai sumber air melainkan bisa dikemas untuk kegiatan wisata.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Boyolali, Cahyo Sumarso, berharap pemerintah desa yang menjadi sasaran proyek embung bisa kreatif memanfaatkan embung sebagai salah satu penggerak ekonomi masyarakat. “Harapannya embung tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih melainkan bisa dikemas sebagai kawasan wisata,” kata Cahyo, saat berbincang dengan Solopos.com, belum lama ini.
Dia mencontohkan embung yang dibangun bisa dikonsep seperti agrowisata sehingga di sekitar embung bisa diberdayakan untuk budidaya buah-buahan atau sayuran. PUDAM sudah mengajak sejumlah desa yang menjadi lokasi proyek embung untuk memaksimalkan pemanfaatan embung.
Salah satunya adalah embung di Desa Musuk, Kecamatan Musuk. Saat ini, embung di Musuk sudah beroperasi menyuplai air bersih. Embung Musuk memiliki kapasitas 200.000 meter kubik dengan debit air 35 liter/detik. Di lokasi yang sama, PUDAM juga tengah membangun kembali satu embung.
Kades Musuk, Kecamatan Musuk, Priyadi, menyatakan siap jika embung diberdayakan untuk agrowisata. Dia pernah mendengar wacana itu dari PUDAM. “Tetapi kami belum bisa putuskan karena harus dikaji lagi.”
Priyadi mengatakan saat ini ada dua embung di desanya yang digunakan PUDAM untuk mensuplai air bersih di wilayah Musuk, Mojosongo, dan Boyolali Kota. Namun hingga kini, embung belum digunakan untuk kegiatan wisata.
“Sementara ini baru dimanfaatkan warga untuk arena pemancingan. Ya, memang ada arahan untuk dikembangkan jadi potensi wisata.”
Sebelumnya, PUDAM akan membangun sebelas embung hingga 2018, di wilayah Musuk, Cepogo, dan Ampel. Penambahan bahan baku air minum tersebut untuk mengejar target Millenium Development Goals (MDGs), yakni cakupan layanan pelanggan 80% perkotaan dan 60% pedesaan.