Solopos.com, SLEMAN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga persebaran Covid-19 dengan menggenjot vaksinasi Covid-19 dan mendisiplinkan protokol kesehatan kepada masyarakat.
Kepala Dinkes Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, mengatakan persebaran Covid-19 di Sleman melandai. Tetapi, Cahya mengaku terus waspada terhadap potensi gelombang ketiga persebaran Covid-19 pada akhir tahun seperti disampaikan sejumlah pengamat.
Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda
Baca Juga : Dapat Izin Menparekraf, GL Zoo Perbolehkan Anak di Bawah 12 Tahun Masuk
“Strateginya memperkuat prokes, percepatan vakasinasi Covid-19 dengan jemput bola melibatkan puskesmas. Kami juga mengingatkan masyarakat disiplin protokol kesehatan,” kata Cahya, Selasa (12/10/2021).
Cahya menyampaikan penurunan level PPKM berdampak pada pelonggaran aktivitas masyarakat. Misalnya, banyak daerah membuka destinasi wisata secara terbatas dan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Pelonggaran tersebut berdampak pada mobilitas masyarakat.
“Ini musim yang harus diwaspadai bersama. Tidak hanya Nataru dan Lebaran. Pergerakan Covid-19 berbanding lurus dengan pergerakan orang,” ujar Cahya.
Baca Juga : Jamu Ginggang, Racikan Abdi Dalem Pura Pakualaman, Digemari Bule
Dinkes mengingatkan Satgas di tingkat kapanewon hingga level terbawah selalu mewaspadai potensi gelombang ketiga. Cahya mengklaim zonasi epidemiologi tingkat kalurahan di Sleman menunjukkan gambaran baik per 10 Oktober 2021.
Saat ini, lanjut dia, hanya tiga kalurahan termasuk zona merah Covid-19, yakni Caturtunggal, Hargobinangun, dan Harjobinangun. Zona oranye antara lain Pakembinangun, Purwomartani, dan Margorejo.
“Yang zona hijau sudah banyak. Sebelumnya zona kuning saat ini sudah banyak yang hijau,” ujarnya.
Baca Juga : BOB Gelar Vaksinasi Covid-19 di Destinasi Wisata Kulonprogo
Jumlah penghuni tempat isolasi terpadu atau selter terus berkurang. Misalnya, Asrama Haji hanya satu pasien, Rusunawa Gemawang tak ada pasien, Rusunawa UII tidak ada pasien, dan Asrama Unisa sudah ditutup.
“RS DK Covid-19 juga sudah ditutup sementara untuk efisiensi. Untuk SDM-nya kami berdayakan kegiatan vaksinasi Covid-19,” ungkap Cahya.
Kepala RS DKC, Respati Tunggul Birowo, mengatakan tidak ada pasien Covid-19 menggunakan layanan dari kapasitas 50 tempat tidur. “Tidak ada pasien (yang dirawat). Untuk sementara operasional rumah sakit ini ditutup sementara,” katanya.