SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemangkasan pohon

Solopos.com, BANTUL — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul terus mengintensifkan pemangkasan pohon yang terlalu rindang, khususnya yang berada di tepi jalan umum. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya pohon tumbang saat memasuki musim penghujan.

“Kami intensifkan. Biasanya minimal sepekan kami melakukan empat kali pemotongan pohon. Untuk antisipasi terkait dengan keberadaan pohon yang berpotensi tumbang dan membahayakan pengguna jalan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho, Senin (13/9/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk memotong sendiri pohon sekitar rumah yang dianggap membahayakan jika tertiup angin kencang atau meminta bantuan petugas DLH untuk memotongnya.

“Masyarakat kami harapkan juga bisa melakukan pemangkasan secara mandiri. Jika tidak bisa berkoordinasi dengan kami, dan kami akan membantu,” lanjutnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Satpol PP Bantul Bakal Robohkan Puluhan Reklame

Terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengungkapkan memasuki musim penghujan masyarakat harus mewaspadai kemungkinan angin kencang.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat sebisa mungkin memangkas pohon yang terlalu rindang. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi terjadinya pohon tumbang saat memasuki musim penghujan.

“Selain itu, masyarakat juga harus terus mengecek kondisi saluran air. Sebab, dimungkinkan saluran air yang tersumbat dan mengalami pendangkalan akan menyebabkan air meluap. Padahal, jika mengacu pada prediksi BMKG curah hujannya nanti cukup tinggi,” jelasnya.

Baca juga: Warga Karanganyar Meninggal dalam Posisi Duduk di Dahan Pohon Mangga

Pemangkasan Pohon dan Rawan Longsor

Di samping itu, BPBD juga mengingatkan kepada masyarakat terkait potensi longsor. Selain itu, BPBD juga akan membuat pos pantau untuk mengawasi mengenai potensi longsor yang melibatkan sejumlah relawan di tingkat kalurahan.

“Nanti tidak hanya pantau debit sungai, nanyi pantau potensi gerakan tanah atau tanah longsor,” terang Dwi.

Menurut Dwi, saat ini ada beberapa daerah rawan longsor. Selain kapanewon Piyungan, ada Dlingo, Imogiri, Pleret, Pundong, sebagian kapanewon Pandak, dan Pajangan. Selain longsor, kawasan rawan longsor tersebut juga berpotensi terkena limpasan air. “Karena resapan sudah mulai berkurang,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya