SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Arisan online yang diduga kuat adalah praktik penipuan rupanya memiliki sejumlah kemiripan dengan bisnis tipu-tipu yang lainnya.

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Katholik (Unika) Widya Mandala, Sri Rustyaningsih, mengatakan kasus penipuan yang menimpa seorang mahasiswi, Mega Retno Palufi hingga terlilit utang Rp1 miliar memiliki kemiripan dengan bisnis abal-abal lainnya. Cuma, bisnis arisan online tersebut memakai baju baru dan tak memakai produk.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Bedanya itu di sini. Bisnis tipu-tipu semacam itu biasanya memakai produk yang sebenarnya tak dibutuhkan masyarakat. Misalnya, dulu ada bisnis tanaman gelombang cinta, ikan louhan yang harganya tak masuk akal itu,” ujar Sri Rustyaningsih saat berbincang dengan Madiunpos.com di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Rustyaningsih menganalogikan bisnis tipu-tipu tersebut dengan kisah bisnis monyet terkenal itu. Inilah kisah lengkapnya:

Suatu hari di sebuah desa, seseorang yang kaya raya mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp100.000 per ekornya. Para penduduk desa pun tertarik dan mulai masuk hutan untuk menangkapi monyet yang sebenarnya tak memiliki harga sama sekali itu.

Orang kaya memenuhi janjinya. Ia membeli monyet-monyet warga dengan harga Rp100.000 / ekor. Diam-diam, orang kaya itu juga menangkap monyet untuk disimpan. Lama-kelamaan monyet sulit dicari, penduduk desa pun menghentikan usaha menangkapi monyet.

Maka, si orang kaya pun mengumumkan kembali bahwa ia akan membeli monyet dengan harga Rp200.000/ ekor.
Tentu saja hal ini memberi semangat baru bagi penduduk desa untuk mulai menangkapi monyet lagi.
Tak berapa lama, jumlah monyet pun semakin berkurang dan semakin sulit dicari dan penduduk pun kembali bertani.

Harga monyet pun merambat naik hingga Rp250.000 namun monyet sudah sangat sulit dicari. Sekali lagi si orang kaya mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp500.000/ ekor.

Tak berselang lama, si orang kaya itu diam-diam pergi ke luar kota. Dan bisnis diserahkan asistennya. Dengan tiada kehadiran si orang kaya, si asisten pun berkata pada penduduk desa: “Lihatlah monyet-monyet yang ada di kurungan besar yang dikumpulkan oleh si orang kaya itu.”

“Saya akan menjual monyet-monyet itu kepada kalian dengan harga Rp350.000/ ekor dan saat si orang kaya kembali, kalian bisa menjualnya kembali ke si orang kaya dengan harga Rp500.000! Bagaimana?”

Akhirnya, penduduk desa pun mengumpulkan uang simpanan mereka dan membeli semua monyet yang ada di kurungan. Namun kemudian mereka tak pernah lagi melihat si orang kaya maupun si asisten.

KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya