SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono. (Solopos/Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar memastikan aturan yang diterapkan pada momen perpanjangan PPKM Level 4 tidak mengalami perubahan atau pelonggaran. Aktivitas masyarakat secara umum masih mengacu pada aturan yang sudah diterbitkan sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Karanganyar, Juliyatmono, ketika ditemui Solopos.com di Kantor Bupati Karanganyar Selasa (10/8/2021). Dia mengatakan aturan pembatasan di Karanganyar masih belum ada pelonggaran pada perpanjangan PPKM Level 4 hingga Senin (16/8/2021) nanti.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya rasa untuk aturan masih tetap mengacu yang sebelumnya. Belum ada perubahan termasuk operasional sejumlah lini atau sektor yang memang masih kami batasi. Belum ada penurunan level dan status, tapi angka pasien positif memang sudah turun,” ucap dia.

Baca Juga: Video Guru Les Kritik Keras Para Guru Jadi Viral

Sejumlah sektor yang masih dibatasi antara lain operasional objek wisata di Karanganyar yang masih belum diperbolehkan buka. Dia meminta masyarakat untuk tetap bersabar hingga kondisi persebaran Covid-19 di Karanganyar bisa dikendalikan.

“Untuk wisata memang sesuai kebijakan masih belum bisa kami izinkan untuk beroperasi sementara waktu. Harus bersabar,” jelas dia.

Meskipun begitu, Juliyatmono menilai masyarakat saat ini sudah mulai bisa beradaptasi dan menyesuaikan kehidupan di tengah aturan PPKM Level 4. Dia berharap kondisi masyarakat bisa tetap kondusif menghadapi proses saat ini.

Terpisah, Staf Pemasaran Grojogan Sewu, Eko Wiyono, mengatakan pelarangan operasional objek wisata selama sebulan berdampak pada ekonomi karyawan. Dia mengatakan total terdapat 40 karyawan yang bekerja di Grojogan Sewu. Akibat penutupan sementara, sejumlah tunjangan dan uang makan ditangguhkan.

“Mau tidak mau harus menjalani. Karyawan saat ini tetap masuk, tapi hanya setengah hari saja. Gaji juga ada penangguhan tunjangan karena tidak ada pemasukan. Untuk monyet di Tawangmangu tetap kami beri pakan sehari dua kali dan juga dibantu sukarelawan,” terang dia.

Baca Juga: Kios Mebel di Tegalduwur Klaten Terbakar, Kerugian Capai Rp350 Juta

Eko menjelaskan dampak PPKM di sektor wisata tidak hanya dirasakan pengelola. Namun, masyarakat sekitar yang bergantung pada usaha yang berkaitan dengan wisata juga ikut terdampak. “Masyarakat setempat juga kena dampak. Contohnya seperti sewa kuda, usaha kuliner, cinderamata di kios-kios sekitar Grojogan Sewu juga terdampak,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya