SOLOPOS.COM - Ilustrasi tempat parkir taksi terbang pada konsep sistem operasi yang diperkenalkan EHang. (Gambar: ehang,com)

Solopos.com, SOLO – Taksi terbang bikinan EHang, perusahaan teknologi transportasi dari China, memang menjadi hal baru yang memicu banyak pertanyaan warga di Indonesia menyusul kehadirannya di Jakarta, belum lama ini. Apakah pengoperasian taksi terbang ini aman dari bahaya tabrakan di udara? Berikut penjelasan EHang yang telah dirangkum Solopos.com.

Yang jelas taksi terbang ini pengoperasiannya tak bisa disamakan dengan mobil taksi yang bisa leluasa menjemput dan mengantar penumpang ke lokasi yang dikehendaki.  Hal ini terjawab dari video paparan EHang yang disiarkan awal tahun lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Perusahaan teknologi transportasi udara otonom yang berkantor di Distrik Huangpu, Guangzhou, China itu menjelaskan taksi terbang difasilitasi lokasi tinggal landas maupun pendaratan layaknya pengoperasian sistem kereta perkotaan.

Baca Juga: Heboh Taksi Terbang, Ini Rekam Jejak EHang dari China

Ada beberapa infrastruktur yang harus disiapkan sebelum taksi terbang ini beroperasi. Yang utama adalah E-Port.

E-Port, dalam penjelasan manajemen EHang, adalah tempat parkir taksi terbang. Taksi terbang yang mendarat di sini akan secara otomatis diarahkan turun dan menuju tempat parkir terakhir dengan bantuan fasilitas yang canggih.

Di lokasi parkir ini, taksi terbang dicas atau diisi bahan bakar listriknya dan mendapatkan pemeliharaan sesuai kebutuhan. Hal itu dilakukan hingga bersiap melakukan penerbangan berikutnya.

Baca Juga: Ternyata Presiden Jokowi Masih Koleksi Yamaha Vega

E-Port di sini digambarkan dengan ilustrasi visual sebuah gedung dengan landasan pada rooftop. Ada sistem yang mengangkut taksi terbang menuju lokasi parkir melalui beberapa lantai.

Selain E-Port, taksi terbang membutuhkan kelengkapan infrastruktur penghubung. Infrastruktur itu adalah E-Port Transport Hubs, E-Port on The Water serta Command and Control Center.

Seluruh infrastruktur tersebut dibutuhkan setelah rute perjalanan udara telah ditentukan sesuai kebutuhan. Namun secara umum, EHang menyebut sistem transportasi udara ini cocok diterapkan di daerah perkotaan. Sesuai dengan tujuannya, EHang berharap sistem ini menjawab permasalahan kemacetan, masalah kenyamanan perjalanan, keamaan, masalah kebutuhan transportasi ramah lingkungan yang lebih efisien.

Baca Juga: Penampilan Ronaldo Menunggang Lamborghini Urus

Taksi terbang, sebagaimana ditampilkan model penumpang EHang 216 tersebut, memang tak dikendalikan pilot. Untuk itu, EHang membutuhkan kehadiran Command and Control Center.

Di lokasi itu, seluruh taksi terbang dikendalikan. Operator yang bersertifikat akan mengatur seluruh operasional taksi terbang sesuai rute yang telah ditentukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya