SOLOPOS.COM - Wali Kota Salatiga, Yuliyanto (tengah), memberikan penyuluhan kepada pengusaha karak di Aula Kutowinangun, Salatiga, Selasa (8/12/2020). (Istimewa-Humas Setda Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan atau BB POM Semarang masih menemukan peredaran produk karak atau kerupuk berbahan baku nasi yang mengandung boraks di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng).

Hal itu diungkapkan Kepala BB POM Semarang, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, saat menggelar kegiatan Bimbingan dan Pelatihan  Pangan untuk UMKM di Aula Kelurahan Kutawinangun, Kota Salatiga, Selasa (8/12/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gusti menjelaskan kegiatan diselenggarakan untuk menindaklanjuti instruksi pemerintah pusat terkait perizinan produk UMKM.

“Saat berdialog dengan pelaku UMKM, kami mendapati beberapa produk mereka belum memiliki izin edar. Ternyata, ini disebabkan adanya pemakaian boraks, sehingga dinas tidak memberikan izin. Oleh karenanya, beliau [pemerintah] meminta BPOM [Badan Pengawas Obat dan Makanan] untuk melakukan pendampingan,” jelas Gusti dalam keterangan pers yang diterima Semarangpos.com/JIBI, Rabu (9/12/2020).

Kehadiran Pemilih di Boyolali 90,11% Versi Hitung Cepat, PDIP: Ini Rekor

Gusti menambahkan BB POM Semarang sudah melakukan survei ke lokasi pengusaha karak atau kerupuk di daerah Pancuran, Kota Salatiga. Dari survei itu diketahui masih ada beberapa pengusaha memakai boraks agar produknya lebih mengembang dan memiliki rasa serta aroma khas.

Menurut dia, penggunaan boraks tersebut sangat berbahaya. Penggunaan boraks atau zat kimia yang mengandung antiseptik dalam makanan itu bisa membuat orang yang mengonsumsi terserang penyakit mulai dari demam, kerusakan ginjal, hingga kematian.

“Oleh karenanya kami putuskan untuk melakukan Bimtek Kemananan Pangan ini. Kami bekerja sama dengan lintas sektoral,” imbuhnya.

Natrium Tripolifosat Lebih Aman

Gusti mengimbau kepada pengusaha karak untuk mulai meninggalkan boraks sebagai perenyah. Sebagai gantinya, ia menyarankan para pengusaha menggunakan produk Natrium Tripolifosat yang lebih aman.

“Bahan ini juga sering digunakan pada bakso untuk menenyalkan. Jika digunakan untuk membuat kerupuk atau karak berfungsi sebagai perenyah. Bahan ini aman digunakan dengan takaran yang dianjurkan, karena tubuh akan mampu mengurai. Berbeda dengan formalin, boraks, atau bleng yang berapa pun takarannya membahayakan kesehatan,” imbuh Kepala BB POM Semarang itu.

Kehadiran Pemilih di Boyolali 90,11% Versi Hitung Cepat, PDIP: Ini Rekor

Sementara itu, Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, meminta pengusaha karak atau kerupuk untuk memenuhi standar mutu Kesehatan dari BPOM.

Ia juga mengapresiasi pihak BB POM Semarang membantu Salatiga dengan memberikan penyuluhan kepada pengusaha atau pelaku UMKM karak.

“Membantu itu wujudnya macam-macam. Ada bimbingan teknis, atau bantuan lainnya. Saya harap bapak-ibu semua mengikuti kegiatan ini dengan baik supaya produknya berkarakter, artinya hasilnya baik dan memenuhi mutu kesehatan,” ujar Wali Kota Salatiga saat memberi sambutan dalam kegiatan tersebut.

Internet Error, Bocah 7 Tahun Tak Sengaja Pesan Makanan yang Sama 42 Kali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya