SOLOPOS.COM - Penjual seblak di Dukuh Genengan, Desa Tambongwetan, Kalikotes, Nita Rosita, menjadi korban penipuan di desa setempat, Rabu (20/10/2021).

Solopos.com, KLATEN—Belasan pelaku usaha kecil menengah (UKM) alias para pedagang kaki lima (PKL) di Klaten terkena prank order fiktif via WhatsApp (WA), Selasa (19/10/2021).

Belasan pelaku UKM itu telanjur mengirim pesanan ke Panti Asuhan Putri Aisyiyah di Tonggalan, Klaten Tengah, padahal pengelola panti tersebut sama sekali tidak memesan seblak atau bakso dari para pedagang kecil.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, aksi penipuan yang dilakukan orang tak bertanggung jawab via WA tersebut bermula, Senin (18/10/2021). Beberapa pelaku UKM/para PKL memperoleh telepon via WA dari orang yang mengatasnamakan Deni Sumargo.

Baca Juga: BLT 2022 Belum Pasti Diberikan

Dari balik telepon itu, orang yang mengatasnamakan Deni Sumargo mengaku ingin memesan menu makanan ke para pelaku UKM di Klaten untuk dikirim ke Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tonggalan, Klaten Tengah, Selasa (19/10/2021) sore. Para pelaku UKM yang ditelepon di antaranya penjual seblak dan bakso di Klaten.

Pelaku tak dikenal yang mengatasnamakan Deni Sumargo memesan puluhan porsi dari masing-masing pelaku UKM di Klaten. Sebelum mengirim pesanan, orang yang mengatasnamakan Deni Sumargo itu mengaku telah mentransfer duit terlebih dahulu ke para pelaku UKM.

Kenyataannya, orang yang mengatasnamakan Deni Sumargo itu belum mentransfer duit ke para pedagang. Berhubung para pelaku UKM sudah percaya dengan omongan orang tak dikenal itu, para pelaku UKM tetap membikin sekaligus mengantar pesanan ke Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tonggalan, Klaten Tengah.

Baca Juga: Tak Ada Temuan Siswa Positif Covid-19 saat PTM di Sragen

“Kalau saya dipesani 30 porsi seblak [senilai Rp360.000]. Sebelum itu, pelaku meminta ditransfer duit Rp100.000 dari saya. Saya pun percaya dengan omongan orang itu, apalagi ini panti asuhan. Begitu saya tiba di panti [Selasa (19/10/2021) sore] ternyata di sana tak ada yang memesan. Saat saya masuk ke dalam, ternyata sudah ada penjual lain yang juga tertipu,” kata penjual seblak di Dukuh Genengan, Desa Tambongwetan, Kalikotes, Nita Rosita, 26, saat ditemui wartawan di warung seblak setempat, Rabu (20/10/2021).

“Setahu saya, ada yang rugi Rp800.000 hingga Rp2 juta. Total ada 10 hingga 15 penjual yang tertipu. WA pelaku sudah tak bisa dihubungi, Selasa (19/10/2021) sore.”

Hal senada dijelaskan salah seorang pengasuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Klaten, Ayu Nur Silawati, 23. Saat panti asuhan didatangi 10-an PKL yang mengantar pesanan, pengelola panti setempat sempat kaget lantaran tak merasa memesan makanan.

Baca Juga: Peringatan Maulid Nabi ala SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen

“Setahu saya ada 10-an pedagang yang mengirim makanan ke panti, berupa seblak dan bakso. Ada yang mengirim seblak hingga 45 porsi, senilai Rp1,5 juta. Kejadian ini merugikan panti juga. Dari pengurus juga sempat berkeinginan mengganti kerugian yang dialami masing-masing pedagang. Di panti ini terdapat 55 anak asuh,” kata Ayu Nur Silawati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya