SOLOPOS.COM - Penjual seblak di Dukuh Genengan, Desa Tambongwetan, Kalikotes, Nita Rosita, menjadi korban penipuan di desa setempat, Rabu (20/10/2021).

Solopos.com, KLATEN—Para pelaku usaha kecil menengah (UKM) alias pedagang kaki lima (PKL) di Klaten korban prank order fiktif via WhatsApp (WA) melapor ke Polres Klaten. Mereka terkena prank mengirimkan pesanan ke Panti Asuhan Putri Aisyiyah di Tonggalan, Klaten Tengah, padahal pengelola panti tersebut sama sekali tidak memesan seblak atau bakso dari para pedagang.

Ketua Barisan Muda Klaten (BMK), Nanang Nuryanto, mengaku turut mendampingi beberapa korban penipuan dalam kasus order fiktif yang dialami para pelaku UKM/para PKL melapor ke Polres Klaten. Aksi orang tak dikenal yang menipu para pedagang kecil dinilai sangat merugikan masyarakat dan pengelola panti asuhan putri di Tonggalan, Klaten Tengah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dengan dilaporkannya kasus ini ke Polres Klaten, kami berharap polisi dapat menangkap pelaku. Banyak sekali pedagang kecil yang ditipu. Semoga, polisi dapat mengusut secara tuntas. Saya sangat yakin, polisi dapat segera mengungkap kasus ini,” katanya saat ditemui wartawan di Mapolres Klaten, Rabu (20/10/2021).

Baca Juga: Belasan UKM di Klaten Kena Order Fiktif, Antar Pesanan hingga Rp2 Juta

Berdasarkan pantauan Solopos.com di Mapolres Klaten, Nita Rosita dan salah seorang pengelola panti di Tonggalan, Klaten Tengah mendatangi Mapolres Klaten, Rabu (20/10/2021) siang. Saat melaporkan aksi penipuan melalui prank order fiktif via WA, mereka ditemui polisi yang sedang piket.

“Nanti, saya cek dulu terkait aduannya,” kata Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Guruh Bagus Eddy Suryana, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, aksi penipuan yang dilakukan orang tak bertanggung jawab via WA tersebut bermula pada Senin (18/10/2021). Beberapa pelaku UKM/para PKL memperoleh telepon via WA dari orang yang mengatasnamakan Deni Sumargo.

Baca Juga: BLT 2022 Belum Pasti Diberikan

Dari balik telepon itu, orang yang mengatasnamakan Deni Sumargo mengaku ingin memesan menu makanan ke para pelaku UKM di Klaten untuk dikirim ke Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tonggalan, Klaten Tengah, Selasa (19/10/2021) sore. Para pelaku UKM yang ditelepon di antaranya penjual seblak dan bakso di Klaten.

Pelaku tak dikenal yang mengatasnamakan Deni Sumargo memesan puluhan porsi dari masing-masing pelaku UKM di Klaten. Sebelum mengirim pesanan, orang yang mengatasnamakan Deni Sumargo itu mengaku telah mentransfer duit terlebih dahulu ke para pelaku UKM.

Kenyataannya, orang yang mengatasnamakan Deni Sumargo itu belum mentransfer duit ke para pedagang. Berhubung para pelaku UKM sudah percaya dengan omongan orang tak dikenal itu, para pelaku UKM tetap membikin sekaligus mengantar pesanan ke Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tonggalan, Klaten Tengah.

Baca Juga: Tak Ada Temuan Siswa Positif Covid-19 saat PTM di Sragen

“Kalau saya dipesani 30 porsi seblak [senilai Rp360.000]. Sebelum itu, pelaku meminta ditransfer duit Rp100.000 dari saya. Saya pun percaya dengan omongan orang itu, apalagi ini panti asuhan. Begitu saya tiba di panti [Selasa (19/10/2021) sore] ternyata di sana tak ada yang memesan. Saat saya masuk ke dalam, ternyata sudah ada penjual lain yang juga tertipu,” kata penjual seblak di Dukuh Genengan, Desa Tambongwetan, Kalikotes, Nita Rosita, 26, saat ditemui wartawan di warung seblak setempat, Rabu (20/10/2021).

“Setahu saya, ada yang rugi Rp800.000 hingga Rp2 juta. Total ada 10 hingga 15 penjual yang tertipu. WA pelaku sudah tak bisa dihubungi, Selasa (19/10/2021) sore.”

 

Kaget

Hal senada dijelaskan salah seorang pengasuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Klaten, Ayu Nur Silawati, 23. Saat panti asuhan didatangi 10-an PKL yang mengantar pesanan, pengelola panti setempat sempat kaget lantaran tak merasa memesan makanan.

Baca Juga: Peringatan Maulid Nabi ala SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen

“Setahu saya ada 10-an pedagang yang mengirim makanan ke panti, berupa seblak dan bakso. Ada yang mengirim seblak hingga 45 porsi, senilai Rp1,5 juta. Kejadian ini merugikan panti juga. Dari pengurus juga sempat berkeinginan mengganti kerugian yang dialami masing-masing pedagang. Di panti ini terdapat 55 anak asuh,” kata Ayu Nur Silawati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya