SOLOPOS.COM - Seorang pegawai menunjukkan beras Rojolele Srinuk yang didistribusikan melalui BUMD PT Aneka Usaha Klaten, Rabu (13/10/2021). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Benih padi varietas Rojolele Srinuk dan Srinar hanya diperuntukkan bagi petani Klaten. Benih padi varietas lokal itu dikelola satu pintu melalui Agro Techno Park (ATP) Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten.

Kepala ATP DPKPP Klaten, Slamet Widodo, mengatakan ada permintaan dari warga di luar Klaten. Namun, permintaan itu tak bisa dipenuhi lantaran benih padi hasil riset Pemkab Klaten dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) tersebut sejak awal hanya diperuntukkan bagi petani Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Masyarakat Klaten bisa mengakses langsung ke ATP untuk mendapatkan benihnya. Tetapi, supaya bisa terpantau dengan baik peredarannya kami menyarankan sebaiknya melalui kelompok tani atau gabungan kelompok tani,” jelas Slamet saat ditemui di DPKPP Klaten, Rabu (13/10/2021).

Baca juga: Mau Masuk Kantor di Klaten Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin Covid-19, Siap?

Slamet mengatakan antusias petani menanam varietas padi yang diluncurkan pada 2019 lalu itu terus meningkat. Menurutnya, bentuk beras yang dihasilkan dari benih padi itu dinilai lebih padat dan aroma ketika dimasak lebih kuat.

Lebih lanjut, Slamet mengatakan tak ada batasan pembelian benih. Harga benih saat ini dipatok sekitar Rp15.000 per kilogram (kg). Soal stok benih, Slamet menuturkan masih mencukupi dan saat ini ada sekitar 2 ton benih sudah berlabel serta siap diedarkan.

“Persediaan benih kami terus lakukan dan kami upayakan agar setiap bulan itu bisa panen benih,” jelas dia.

Baca juga: Lahan Pertanian Berkurang karena Tol Solo-Jogja, Klaten Genjot Produksi

Lebih lanjut, Slamet optimistis minat petani tanam padi varietas lokal itu bakal terus meningkat. Salah satu yang menjadi keunggulan varietas lokal itu yakni tingkat produktivitas cukup tinggi dengan potensi per ha sekitar 9,7 ton gabah kering giling (GKG).

Belum Memenuhi Kebutuhan ASN

Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti, menuturkan luas tanam padi varietas Rojolele Srinuk dan Srinar di Klaten saat ini sekitar 150 ha. Lahan seluas 100 ha merupakan lahan percontohan pemkab, sementara 50 ha lahan ditanami mandiri oleh petani. Kali terakhir panen padi Rojolele Srinuk dilakukan di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo dengan produktivitas 7,9 ton GKG per ha.

Mulai Agustus 2021, Bupati Klaten, Sri Mulyani, menggulirkan program para ASN dan pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Klaten membeli dan mengonsumsi beras Rojolele Srinuk dan Srinar setiap bulan. ASN dan pegawai BUMD membeli minimal 10 kg per bulan. Hal itu dimaksudkan untuk mempopulerkan beras dari benih padi varietas lokal Klaten.

Baca juga: Angkringan Khas Bayat Klaten Berdiri di Korsel sebelum Pandemi Covid-19

Soal hasil produksi Rojolele Srinuk dan Srinar saat ini, Widiyanti, mengakui belum bisa memenuhi kebutuhan beras untuk seluruh ASN dan pegawai BUMD.

“Untuk mencukupi kebutuhan ASN dan pegawai BUMD saja butuh luas lahan sekitar 300 ha. Kalau diperkirakan dengan luasan itu bisa menghasilkan beras sekitar 1.200 ton,” kata Widiyanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya