SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti penyebar demam berdarah dengue. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kelompok operasional DBD Kabupaten Sleman melakukan kegiatan monitoring pemberantasan sarang nyamuk

Harianjogja.com, SLEMAN-Peran serta masyarakat terus didorong untuk aktif dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini guna terus menekan angka kasus BDB yang semakin menurun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai upaya penanggulan DBD, kelompok operasional DBD Kabupaten Sleman melakukan kegiatan monitoring pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemantauan jentik berkala (PJB). Monitoring dilakukan di Dusun Kaweden, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati dan Dusun Ngangkrik, Desa Triharjo, Kecamatan Sleman.

Dalam monitoring tersebut Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Sleman, Iriansya menyebut monitoring merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. “Dengan monitoring, kelompok operasional DBD berupaya mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pemberantasan DBD,” kata dia, Minggu (4/3/2018).

Lanjutnya lagi, berkat peran aktif masyarakat yang sudah terbangun, kini angka kasus DBD terus mengalami penurunan. Data pada awal 2018 ini menunjukkan penuruanan yang cukup signifikan. Sepanjang Februari 2018 terdapat 24 kasus DBD di Sleman. Angka itu jauh menurun dibandingkan periode yang sama pada Februari 2017 lalu yakni terdapat 56 kasus DBD.

Untuk itu pihaknya pun berupaya untuk terus mendorong peran masyarakat dalam melaukan PSN dan PJB agar dapat semakin menekan kasus DBD.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Sleman Dulzaini mengatakan, monitoring juga sekaligus memberikan pengetahuan pada masyarakat. Dengan kegiatan ini masyarakat diharapkan mendapatkan tambahan pengetahuan tentang bagaimana cara menghindari bahaya DBD.

Selain itu, kegiatan ini juga untuk memotivasi masyarakat agar selalu membudayakan hidup bersih di lingkungannya. Bahwa DBD dapat dihindari jika masyarakat peduli dengan kebersihan. “Kepedulian dari masarakat itu yang paling penting. Jadi kesehatan itu bukan miliknya Dinas Kesehatan, Bukan miliknya Pak Bupati dan seterusnya. Jadi kesehatan yang harus mencapai itu ya kita semuanya,” kata Zaini.

Dari monitoring tersebut, angka bebas jentik (ABJ) di Dusun Kaweden menunjukkan angka 83,4%. Angkat tersebut diperoleh dari 60 rumah yang tersebar di lima RT. Adapun AJB di RT 1 sebanyak, 75%, RT 2 82%, RT 3 95% dan RT 4 80%. Sementara itu, ABJ di Dusun Ngangkrik mencapai 90,38%. Jumlah rumah yang diperiksa ada sebanyak 104 rumah, yang terdiri dari lima RT. ABJ untuk RT 1 92%, RT 2 85 %, RT 3 100%, RT 4 100% dan RT 5 80%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya