SOLOPOS.COM - Dalang Sunarso Stres asal Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, mementaskan wayang kulit dalam rangka bersih dusun Tepus, Desa Sewurejo, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jumat (8/10/2021). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Tradisi bersih desa di Tepus, Desa Sewurejo, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar sudah berlangsung turun-temurun sejak lama.

Bersih desa di daerah orang tuanya mendiang dalang Ki Manteb Sudarsono ini merupakan simbol rasa syukur kepada Tuhan atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan kepada warga. Rasa syukur itu pun diwujudkan dengan mengadakan tradisi kenduri dan pergelaran wayang kulit (wayangan).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tradisi ini diadakan rutin setiap tahun pada hari Jumat Pahing setiap Agustus. Namun karena saat ini masih pandemi Covid-19 dan ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) maka bersih desa atau juga disebut rasulan tahun ini baru bisa diadakan Oktober atau tepatnya Jumat (8/10/2021).

Baca Juga: Gegara Pandemi, Jadwal Bersih Desa di Mojogedang Karanganyar Mundur

Warga setempat meyakini jika tradisi ini terus dilakukan rutin, mereka akan dilimpahi keselamatan dan kesejahteraan. Sebaliknya, jika tidak diadakan, maka dikhawatirkan akan ada malapetaka yang menimpa.

Hal ini diungkapkan Kepala Dusun Tepus, Muhammad Gunadi saat ditemui di sela-sela acara. Ia menceritakan bahwa pada zaman dahulu, pernah sekali waktu bersih desa tidak dilakukan karena suatu sebab.

Beberapa hari kemudian muncul kejadian aneh yang diyakini berkaitan dengan tidak dilakukannya bersih desa itu. Kejadian tersebut antara lain ada beberapa bayi yang meninggal setelah dilahirkan serta banyak warga yang sakit. “Dulu pernah tidak dilakukan bersih desa. Habis itu banyak bayi yang lahir kemudian meninggal dan banyak juga warga yang sakit,” ujarnya.

Baca Juga: BEI Gelar Vaksinasi di Karanganyar Berhadiah Saham, Catat Tanggalnya! 

Setelah peristiwa itu, bersih desa selalu diadakan kembali setiap tahun dan diikuti oleh semua warga setempat. “Itu hanya terjadi sekali. Setelah itu ya bersih desa diadakan terus supaya kami tetap diberi keselamatan dan kesejahteraan,” ujarnya.

Kegiatan bersih desa itu semuanya dibiayai oleh swadaya masyarakat. Mereka juga bergotong royong supaya kegiatan berjalan lancar.

Sedikit berbeda dengan pelaksanaan tahun lalu di mana wayangan dilakukan siang hingga malam hari, sekarang wayangan dilakukan siang hari sampai sore saja. Sedangkan ritual kenduri tetap dilaksanakan seperti biasa, yakni di pagi hari sebelum wayangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya