SOLOPOS.COM - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko meninjau calon lokasi Bandar Antariksa di Desa Saukobye, Biak Utara, Papua, Kamis (21/10). (Foto: brin.go.id)

Solopos.com, BIAK – Desa Saukobye, Biak Utara, Papua menjadi lokasi yang ditinjau oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko. Kabarnya, lokasi itu bakal menjadi landasan untuk bisnis peluncuran satelit.

Sebagaimana dilansir Detik.com, Jumat (22/10/2021), Kepala BRIN Handoko meninjau lokasi tersebut, Kamis (21/10/2021). “Jika kedua syarat tersebut sudah jelas, BRIN akan memulai pembangunan. Kita akan bermitra dengan konsorsium swasta. Bandara ini nantinya bukan sekedar fasilitas negara untuk riset tetapi juga untuk bisnis peluncuran satelit,” kata Handoko.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Seperti Meteror Jatuh, Satelit Mata-Mata Rusia Gagal Ngorbit

Ekspedisi Mudik 2024

Handoko menjelaskan letak geografis Indonesia di khatulistiwa menjadikan negara ini cocok menjadi pusat peluncuran satelit. “Indonesia berharap memiliki kemandirian dalam meluncurkan satelit untuk komunikasi, surveilans, mitigasi perubahan iklim, mitigasi bencana dan sebagainya,” tambah dia.

Urgensi pembangunan Bandar Antariksa, lanjut dia, tidak terlepas dari kebutuhan pengembangan teknologi antariksa nasional. Lebih-lebih Indonesia memiliki wilayah luas dan terdiri dari banyak pulau.

Selain itu, Indonesia disebutnya memiliki pangsa pasar yang besar terkait bidang antariksa. Hal ini juga skealigus menciptakan nilai ekonomi dari kegiatan keantariksaan, khususnya soal kebutuhan peluncuran roket.

Baca Juga: Peneliti Temukan Fosil Bayi Dinosaurus di China

Biak menjadi daerah yang sudah dibidik untuk kebutuhan penelitan dan pengembangan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Mereka sudah melakukan studi feasibilitas pada lahan untuk kebutuhan penelitan dan pengembangan.

Selain Biak, ada lokasi yang dibidik berdasarkan beberapa aspek kajian. Daerah itu adalah Pulau Morotai. Naskah urgensi pengembangan itu sudah diselesaikan sejak 2019.

Baca Juga: Gabut? Yuk Coba Mainkan Game Google dari Browser

“Lokasi Biak diketahui sudah sesuai dalam hal teknis dan lingkungan secara fisik. Namun untuk luasannya, harus diperluas karena belum memenuhi persyaratan minimum 1.000 hektar untuk kebutuhan yang lebih besar,” terang Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antarisa, Erna Sri Adiningsih.

Menurut Erna, kajian aspek sosial budaya juga harus dipikirkan secara serius. “Stasiun Bumi di Biak sudah ada sejak lama sebelum BRIN terbentuk. Posisinya berbeda dengan lokasi yang diisukan akan dibangun bandara roket pengorbit satelit,” kata Erna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya