SOLOPOS.COM - Buruh tani memanen padi di sawah wilayah Desa Trasan, Kecamatan Juwiring, Klaten, Senin (29/6/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten membuat kebijakan berupa imbauan agar di setiap desa membangun lumbung pangan desa dengan membeli hasil produksi petani lokal.

Lumbung disiapkan agar setiap desa di Klaten memiliki cadangan pangan dari hasil produksi petani lokal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, mengatakan sudah ada 31 lumbang pangan dibangun menggunakan dana dari pemerintah pusat.

Kampung Terpencil Girpasang Klaten Masih Tertutup Bagi Wisatawan

Ekspedisi Mudik 2024

Lumbung pangan desa itu dibangun beberapa tahun terakhir dan dipastikan hingga kini masih berfungsi.

“Selain itu ada beberapa desa yang secara mandiri membangun lumbung pangan desa menindaklanjuti instruksi dari bupati,” kata dia saat ditemui di Setda Klaten, baru-baru ini.

Widiyanti menerangkan stok pangan khususnya beras di Kabupaten Klaten dipastikan aman jika digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan warga di Kabupaten Bersinar sepanjang 2020.

Dibikin Dari Limbah, Sepeda Kayu Sarijo Klaten Ditawar Seharga Motor CBR

Hingga Oktober, ungkap dia, para petani di Klaten diperkirakan mampu memproduksi 80.000 ton beras.

Widiyanti mengatakan perkiraan hasil produksi itu berdasarkan luas tanam padi saat ini.

“Kalau tidak ada halangan apapun, dari standing crop [sawah yang sudah ditanami padi] saat ini mampu memproduksi 80.000 ton beras. Sementara kebutuhan beras per bulan di Klaten 10.545 ton. Dengan produksi seperti itu, sampai Desember pun insyaallah kebutuhan beras masih aman,” kata Widiyanti.

20 Desa di Klaten Mulai Krisis Air Bersih, Warga Beli Rp250.000/Tangki

Hanya saja, jelas dia, proses penanaman padi saat ini terkendala dengan serangan hama wereng di sejumlah wilayah.

“Oleh karena itu saat ini kami masih berpacu untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman agar proses produksi tak terganggu,” jelas dia.

Luar Daerah

Disinggung hasil panen untuk sementara tak dijual ke luar Klaten guna mencukupi kebutuhan pangan di masa pandemi Covid-19, Widiyanti mengatakan DKPP tak bisa melarang petani untuk menjual hasil panen mereka ke luar daerah.

Sementara itu, salah satu desa yang membuat lumbung pangan yakni Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring. Lumbung pangan desa di Bolopleret sudah difungsikan sejak Februari lalu.

“Sejak ada pandemi Covid-19 ini kami membuat lumbung pangan desa. Jadi, padi hasil panen petani itu di desa kami beli dan tampung di lumbung pangan desa yang kami siapkan,” kata Kepala Desa Bolopleret, Catur Joko Nugroho, saat ditemui di Juwiring.

Sopir Truk Meninggal Mendadak di Lereng Merapi Klaten, Warga Tak Berani Mendekat

Catur menjelaskan pengoperasian lumbung itu memanfaatkan gelontoran dana desa senilai Rp15 juta-Rp20 juta.

“Memang dengan modal itu tidak bisa membeli dari seluruh petani di wilayah kami. Setidaknya kami punya cadangan pangan yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan ketika kondisinya darurat,” urai dia.

Untuk sementara ini, ungkap dia, padi dibeli dan diolah menjadi beras, sebagian disimpan dan sebagian lainnya diperjualbelikan dan tentunya dengan harga murah.

"Itu dilakukan agar beras tidak terlalu lama disimpan. Karena kalau terlalu lama kualitasnya akan menurun," beber Catur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya