SOLOPOS.COM - Dua warga tengah memetik kacang panjang dan kangkung yang ditanam di sekitar rawa-rawa di Desa Jangglengan, Kecamatan Nguter, Sabtu (25/9/2021). (Istimewa-Sutoyo)

Solopos.com, SUKOHARJO – Pemerintah Desa Jangglengan, Kecamatan Nguter, Sukoharjo mengoptimalkan lahan tidur seluas 16 hektare di sekitar rawa-rawa untuk ditanami holtikultura. Seperti ketimun, lombok, kangkung dan kacang panjang.

Hasil budidaya tanaman holtikultura di lahan produktif dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menjaga ketahanan pangan keluarga. Karena badai pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya hilang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada masa pandemi, disrupsi yang dihadapai petani kian kencang yang mengakibatkan rantai pasok pangan mengalami gangguan. Tak pelak, harga komoditas pertanian mengalami penurunan lantaran dipengaruhi turunnya permintaan. Kondisi ini diperparah dengan anjloknya daya beli masyarakat akibat beragam pembatasan kegiatan masyarakat.

Baca juga: Penerapan Aplikasi PeduliLindungi di Toko Swalayan Sukoharjo Belum Optimal, Ini Penyebabnya

Guna menjaga ketahanan pangan pada masa pandemi, Pemerintah Desa Jangglengan mengoptimalkan lahan tidur di sekitar rawa yang selama ini tidak produktif. “Luas lahan di sekitar rawa-rawa sekitar 16 hektare. Selama ini, hanya dibiarkan mangkrak. Kami lantas mengoptimalkan lahan tidur tersebut untuk budidaya tanaman holtikultura untuk mempertahankan ketahanan pangan masyarakat. Pembukaan lahan dilakukan pada Maret,” kata Kepala Desa Jangglengan, Sutoyo, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (25/9/2021).

Pemerintah desa setempat menyokong gerakan ketahananan pangan keluarga dengan mengalokasikan anggaran yang berasal dari dana desa. Selain membuka lahan tidur, anggaran tersebut juga digunakan untuk membeli benih, pupuk serta sarana dan prasarana (sarpras) pertanian.

Sementara pengelolaan budidaya tanaman holtikultura diserahkan kepada para petani setempat. “Tak hanya ketimun atau lombok, ada beberapa sayuran yang ditanam seperti kangkung dan kacang panjang. Masyarakat bisa memetik kangkung dan kacang panjang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ujar dia.

Baca juga: Masuk Musim Hujan, Dropping Air Bersih di Klaten Kok Jalan Terus?

Tanaman Hortikultura di Lahan Jangglengan

Sutoyo menyebut petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) melakukan pendampingan budidaya tanaman holtikultura. Hal ini dilakukan agar hasil panen lebih maksimal sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat setempat.

Para petani telah beberapa kali memanen beragam jenis tanaman holtikultura. Hasil panen dibagikan kepada masyarakat desa setempat. “Sekarang pengelolaan budidaya tanaman holtikultura dilakukan langsung oleh masyarakat. Kami hanya memberi bantuan saat pembukaan lahan di Jangglengan. Manfaatnya dirasakan langsung masyarakat karena sekarang masih masa pandemi,” ujar dia.

Baca juga: Kembalikan Ekosistem, Ribuan Benih ikan Ditebar di Sejumlah Sungai di Karanganyar

Potensi panorama alam dan holtikultura di  lahanDesa Jangglengan dikolaborasikan menjadi paket wisata adventure tour. Para pengunjung mengelilingi rawa-rawa yang dipenuhi burung blekok serta melewati lahan budidaya holtikultura.

“Untuk sementara paket wisata adventure tour ditutup sementara sejak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada awal Juli.”

Seorang warga Desa Jangglengan, Rusmini, mengatakan warga setempat tak perlu lagi berbelanja sayuran di pasar tradisional. Mereka bisa memetik berbagai jenis sayuran untuk dimasak setiap hari. Sehingga ketahanan pangan masyarakat tetap terjaga di tengah gerusan pandemi Covid-19.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya