SOLOPOS.COM - Warung Bothok Mercon Mbah Wiro di tepi timur Jembatan Gawan, Sragen, Sabtu (25/9/2021). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — WM Bothok Mercon Mbah Wiro yang berlokasi di timur Jembatan Gawan di perbatasan Tanon-Sidoharjo, Sragen, cukup populer di kalangan pecinta kuliner di Bumi Sukowati, khusus mereka penyuka selera pedas.

Warung yang berdiri sejak era 1980-an itu awalnya menjajakkan botok yang dibuat dari bahan dasar ikan yang ditangkap Mbah Wiro dari Sungai Bengawan Solo. Ikan tangkapan Mbah Wiro untuk kemudian diolah didapur oleh almarhum istrinya menjadi botok mercon dengan cita rasa pedas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada mulanya, botok mercon itu disantap sendiri sebagai menu makanan sehari-hari. Namun, ternyata cukup banyak warga yang menyukai bothok mercon racikan Mbah Wiro. Hingga akhirnya, Mbah Wiro bersama istrinya membuka WM Bothok Mercon di tepi jalan Gabugan-Sragen, tepatnya di sebelah timur Jembatan Gawan.

Baca juga: Bimsalabim! Lahan Tidur Di Jangglengan Sukoharjo Disulap Jadi Produktif

Semula, Mbah Wiro menjadikan ikan wagal sebagai bahan dasar pembuatan botok mercon. Namun, seiring berjalannya waktu, keberadaan ikan wagal semakin sulit dijumpai di Sungai Bengawan Solo. Ia kemudian mengganti ikan wagal dengan ikan patin yang sudah dibudidayakan oleh warga sekitar.

Bothok mercon sudah menjadi ikon kuliner Desa Tenggak. Bothok mercon juga sudah menjadi menu wajib di acara resmi yang digelar desa. Saat ini, ada ratusan warga yang mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi kolam untuk budidaya ikan patin.

Kegagalan panen sekitar 20 tahun lalu membuat petani memilih merombak sawah menjadi kolam. Mereka lalu membudidayakan ikan patin dan beberapa jenis ikan lain. “Meningkatnya jumlah produksi ikan patin mendukung pengembangan kuliner bothok mercon,” ucap Kades Tenggak, Setyanto, kala berbincang dengan Solopos.com, belum lama ini.

Baca juga: Kreatif, Lulusan SMK asal Tanon Sragen Sulap Mobil Sedan Jadi Lamborghini

Bothok Mercon Ikan Mbah Wiro

Setyanto menjelaskan saat ini sudah ada sekitar lima haktare lahan pertanian yang sudah dialihfungsikan sebagai kolam ikan. Kolam ikan tak hanya dibangun di lahan pertanian, tetapi juga di pekarangan dan halaman rumah warga.

“Bothok patin sudah lama menjadi ikon kuliner di desa ini. Sejak dulu, warga sudah terbiasa mencari ikan dengan cara pladu di Sungai Bengawan Solo. Hasil tangkapan ikan itu kemudian banyak diolah menjadi bothok. Saat ikan patin mudah dijumpai karena banyak dibudidayakan petani, popularitas bothok patin atau bothok mercon Mbah Wiro semakin naik. Sekarang hampir semua warung makan di sini selalu menyajikan bothok mercon dengan level pedas yang berbeda-beda,” ucap Setyanto.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya