SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah tatap muka. (Antara)

Solopos.com, SOLO--Saat sekolah tatap muka dimulai ada risiko persebaran Covid-19 di kelas. Karena itu sebaiknya orang tua paham dan mengerti berbagai faktor kondisi yang memengaruhi transmisi virus.

Saat ini sekolah tatap muka di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya DKI Jakarta, mulai digelar. Dalam situasi yang belum stabil ini, memang tidak ada satupun situasi yang 100 persen aman dari penularan Covid-19. Maka

Promosi Lewat BRInita, Kampung Hijau Kemuning Tangerang Sulap Lahan Jadi Produktif

Untuk mencegah persebaran Covid-19 saat sekolah tatap muka, selain harus perhatikan protokol kesehatan (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas), faktor ventilasi-durasi-jarak (VDJ) juga dapat meminimalkan risiko penularan di sekolah.

Dokter RA Adaninggar bersama kedua rekannya Mutiara Anissa dan Firdza Radiany melalui Instagram @pandemictalks, Senin (30/8/2021), menjelaskan pentingnya protokol VDJ untuk meminimalkan risiko persebaran Covid-19 saat sekolah tatap muka. Ventilasi meliputi membuka jendela atau pintu kelas, menggunakan HEPA filter bila tidak memungkinkan ventilasi alami, dan kelas di ruangan terbuka.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Tak Hanya Lezat, Ikan Patin Kaya Manfaat untuk Tubuh

Durasi, seperti memperpendek durasi hari dan jam sekolah tatap muka. Jarak, seperti mengurangi kapasitas kelas, menghindari kontak fisik, menghindari penggunaan barang bersama, rajin mencuci tangan, mencegah kerumunan dengan mengatur jam datang dan pulang, serta tidak ada ekstrakulikuler atau olahraga. “Risiko penularan akan sangat tinggi jika ketiga hal ini beririsan terjadi,” kata mereka seperti dikutip dari Bisnis.com, Kamis (2/9/2021).

Mereka juga menjelaskan spektrum risiko penularan sekolah. Risiko rendah jika ruangan memiliki ventilasi yang baik (jendela dan pintu dibuka), durasi belajar mengajar dikurangi menjadi 1 jam, risiko penularan turun menjadi 4 persen. Risiko akan semakin menurun dengan cara mengurangi jumlah orang di dalam ruangan untuk mengurangi risiko penularan lewat droplet dan aerosol. Risiko sedang, apabila semua orang (guru dan murid) di kelas menggunakan masker, risiko murid yang tertular turun menjadi 20 persen atau 4 hingga 5 orang.

Baca Juga: Bukan Hanya Tom Yam, 6 Makanan Thailand Ini Tak Kalah Lezat

“Namun, risiko yang terinfeksi sangatlah acak dan tidak bisa diprediksi,” jelas mereka.

Risiko tinggi, bila kelas dilakukan selama 2 jam tanpa ada protokol kesehatan yang dijalankan (tanpa masker, social distancing, dan ventilasi tertutup), sekitar 50 persen atau 12 murid akan terinfeksi.

Dan risiko paling tinggi, sekolah konvensional seperti sebelum pandemi, dimana banyak sekolah konvensional yang tidak memenuhi syarat protokol ventilasi-durasi-jarak seperti, desain ruangan yang tertutup, jumlah murid yang banyak,durasi belajar mengajar yang lama, adanya mata pelajaran yang meningkatkan risiko kontak fisik (pelajaran olahraga misalnya), serta makan dan istirahat di sekolah, sehingga sangat berisiko menjadi tempat penularan Covid-19.

Selain itu ketika guru sakit dan tidak ada protokol pencegahan yang dilakukan, penularan akan sangat tinggi karena saat berada di dalam kelas, guru akan terus berbicara, bahkan mungkin berteriak sehingga memproduksi banyak droplet.

Baca Juga: Pernah Tolak Tawaran Marvel, Salma Hayek Berubah Pikiran Gara-Gara Ini

Berbeda dengan murid, yang hanya kadang berbicara. Perlu diingat, penularan bisa terjadi dimana saja, tidak hanya di dalam kelas. Anak-anak dapat tertular di komplek perumahan, perjalanan menuju sekolah atau di tempat les. Begitu juga guru, pegawai dan orang tua, juga dapat tertular dimana saja. Sistem ‘bubble’ di sekolah juga bisa mengurangi risiko penularan dan memudahkan test dan tracing.

“Kelompok kecil terdiri atas guru dan beberapa murid yang selalu sama. Tidak ada pergantian murid atau guru selama pandemi, dan tetap perhatikan konsep VDJ,” jelas mereka.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya