SOLOPOS.COM - Pemain Persis Solo berhamburan keluar lapangan saat kericuhan terjadi pada Derbi Mataram antara PSIM Jogja melawan Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Jogja, Senin (21/10/2019) sore. (Harianjogja/Jumali )

Solopos.com, SOLODerbi Mataram kembali tersaji dalam Liga 2 2021. Undian Liga 2 yang dilakukan menempatkan Persis Solo satu grup dengan PSIM Jogja di Grup C.

Kali ini Persis Solo bertindak sebagai tuan rumah karena Liga 2 akan memainkan format home tournament dengan sistem double round robin di babak penyisihan. Masing-masing tim akan bermain sebanyak 10 kali dalam fase grup ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Persis dan PSIM tergabung satu grup bersama tim-tim dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tim tersebut adalah PSG Pati, PSCS Cilacap, Persijap Jepara, dan Hizbul Wathan FC (HWFC).

Baca Juga: Tidak Ada Nama AHHA PS Pati FC dalam Daftar Kontestan Liga 2

Nantinya, dua tim terbaik dari masing-masing grup berhak lolos ke babak delapan besar. Klub-klub yang lolos fase grup, bakal kembali bertarung dalam format home tournament untuk memperebutkan empat tiket menuju semifinal.

Derbi Mataram selalu menyajikan cerita tersendiri. Sebagian kisah berakhir kelam seperti saat Persis melawat ke markas PSIM dalam ajang Liga 2 2019, 21 Oktober 2019.  Kerusuhan meletup seusai Persis mencundangi tuan rumah dengan skor 3-2 di Stadion Mandala Krida, Jogja.

 

Berikut ulasan sejumlah bentrok yang diharapkan tak terulang pada Derbi Mataram musim ini:

-Pelemparan botol ke bench pemain Persis sejak babak pertama, tepatnya setelah Hapidin menjebol gawang PSIM.

-Winger Persis, Slamet Budiyono, dicekik pemain PSIM, Achmad Hisyam Tolle, setelah mencoba melerai pertikaian antara Ilhamul Irhaz dan Tolle di babak pertama. Budi juga dipukul Ade Suhendra dari belakang.

-Gelandang Persis, M. Shulton Fajar, mendapat tendangan “kungfu” dari Achmad Hisyam Tolle lantaran dianggap mengulur waktu. Shulton juga dipukul Raymond Tauntu dari belakang yang membuat kedua pemain mendapat kartu merah. Insiden ini memantik kericuhan yang melibatkan suporter.

Baca Juga: Breaking News! Persis Solo Tuan Rumah Liga 2, Segrup dengan PSG Pati dan PSIM Jogja-Gelandang Persis, Dwi Cahyono, diinjak-injak orang yang diduga panpel PSIM saat kerusuhan berlangsung.

-Asisten Pelatih Persis, Choirul Huda, mendapat bogem mentah yang membuat pelipis kirinya bocor. Pelaku diduga panpel PSIM.



-Seorang pendukung Persis Solo dikeroyok di tribune Stadion Mandala Krida. Kondisi wajah penuh lebam dan mengalami luka di bagian mata.

-Jurnalis Goal Indonesia asal Solo, Lukas Budi Cahyono, mendapat intimidasi saat mengabadikan foto tendangan “kungfu” Tolle. Karena merasa diancam, Budi akhirnya menghapus foto-foto tersebut. Sejumlah pentolan suporter PSIM juga sempat “memburu” wartawan asal Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Pasutri di Semarang Curi Samsung S23 Ultra, Tapi Tak Tahu Harganya Setara Sapi

Pasutri di Semarang Curi Samsung S23 Ultra, Tapi Tak Tahu Harganya Setara Sapi
author
Abdul Jalil Kamis, 25 April 2024 - 18:43 WIB
share
SOLOPOS.COM - Suami berinisial AH, 50, dan istrinya HY, 49, saat dihadirkan di Mapolrestabes Semarang, Kamis (25/4/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniwan).

Solopos.com, SEMARANG – Pasangan suami istri atau pasutri ditangkap jajaran Polrestabes Semarang lantaran nekad mencuri handphone (HP) Samsung S23 Ultra di sebuah toko reparasi jam tangan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (8/4/2024) lalu. Namun, HP tersebut tak dijual oleh pelaku karena tak mengetahui bila harganya setara sapi atau mencapai Rp21.999.000.

Kanit Resmob Polrestabes Semarang, AKP Ardi Kurniawan, mengatakan kedua pasutri tersebut yakni suami berinisial AH, 50, dan istrinya HY, 49. Adapun modus kedua pelaku memanfaatkan kelengahan korban saat sibuk memperbaiki jam tangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Korban ini meletakan HP di atas etalase, terus masuk ke dalam untuk memperbaiki jam. Pelaku kemudian melihat ada kesempatan dan mengambul HP Samsung S23 Ultra,” kata AKP Ardi saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Kamis (25/4/2024).

Polrestabes Semarang pun berhasil menangkap kedua pelaku di lokasi berbeda. Yakni istri di kediamannya di Semarang Utara, sementara suaminya di Wonogiri ketika tengah mudik atau pulang kampung.

Koran Solopos

“Kedua tersangka kita kenakan Pasal 362 atau 5 tahun kurungan penjara,” kata dia.

Sementara itu, Pelaku, AH, mengaku awalnya tak ada niatan untuk mengambil HP milik korban. Namun, karena melihat kesempatan tindakannya itu muncul secara spontan.

“Niatnya datang ke toko memang mau beli baterai. Tapi lihat ada HP di depan [atas estalasi toko], saya spontan ambil,” kata AH.

Emagazine Solopos

AH mengaku tak mengetahui bila Samsung S23 Ultra tersebut merupakan HP mahal. Oleh karena itu, seusai mengambil ia memakai HP itu secara pribadi.

“Enggak tahu [HP mahal]. Jadi mau saya pakai sendiri,” akunya.

Istrinya, HY, mengaku telah melarang suaminya saat akan mencuri HP tersebut. Namun, suaminya tak mengubris dan tetap melakukan tindakan melanggar hukum itu.

Interaktif Solopos

“Tahu [suaminya mau mengambil HP]. Sudah saya larang bapaknya tapi enggak mau,” kata ibu dua anak itu.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Panen MT I, Petani Karanganyar Ngenes Harga Gabah Anjlok

Panen MT I, Petani Karanganyar Ngenes Harga Gabah Anjlok
author
Kaled Hasby Ashshidiqy Kamis, 25 April 2024 - 18:30 WIB
share
SOLOPOS.COM - Petani menggiling gabah hasil panen padi di wilayah Jaten, Kabupaten Karanganyar pada Kamis (25/4/2024). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Petani di Kabupaten Karanganyar mulai panen raya untuk masa tanam (MT) I. Namun, panenan kali ini belum memberikan berkah bagi para petani. Selain harga jual gabah anjlok, hasil panen juga tak maksimal.

Kepala Desa (Kades) Jati, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Haryanta, mengatakan petani hanya mampu memanen 60 persen saja dari total padi yang ditanam. Serangan hama wereng, sundep hingga tikus menjadi penyebab hasil panen padi di MT I tak maksimal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tanaman padi di serang hama dari saat mulai tanam sampai mau mendekati panen,” kata dia, Kamis (25/4/2024).

Haryanta yang juga mengolah sawah miliknya mengaku membutuhkan ongkos tinggi untuk memberantas hama wereng dan sundep. Petani di Karanganyar masih menggunakan alat penyemprotan dan tenaga manual. Berbeda dengan petani di daerah lain seperti Sragen, Sukoharjo, dan lainnya yang sudah memakai drone penyemprotan benih dan pupuk. Kondisi berpengaruh pada besarnya biaya yang dikeluarkan petani Karanganyar, bisa dua kali lipat daripada petani di daerah lain.

Koran Solopos

“Dengan alat drone ini paling hanya butuh waktu setengah jam. Beda sama yang kita gunakan, bisa berjam-jam, bisa berhari-hari plus bayar ongkos tenaga,” katanya.

Dia berharap Pemkab Karanganyar peduli dengan persoalan petani tersebut. Minimal petani diberi bantuan alat drone  seperti wilayah lain. Tak hanya persoalan serangan hama, petani juga masih sulit untuk memperoleh keuntungan saat panen raya musim tanam I. Hasil panen yang diperoleh hanya mampu menutup biaya operasional.

Pasalnya, harga gabah saat ini berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Sebelumnya, harga gabah ditingkat petani mencapai harga Rp800.000 untuk kuintal. Saat ini hanya Rp600.000 per kuintal.

Emagazine Solopos

“Harga anjlok, panen tidak laku. Petani terpaksa menjual kepada tengkulak. Iki wes ra ana pilihan dadi dibeli murah tengkulak,” katanya.

Haryanta berharap agar pemerintah melalui Bulog dapat menyerap hasil panen petani sesuai dengan harga pokok penjualan atau HPP.

Petani asal Jaten, Tarno, juga mengungkapkan hasil panen kali ini kurang memuaskan. Biaya operasional yang dikeluarkan petani dengan hasil panen tak sesuai. “Petani ngenes. Kemarin pupuk subsidi sulit, terus kena hama wereng jadi hasilnya tidak optimal,” katanya.

Interaktif Solopos

Dia sangat berharap ada solusi nyata dari pemerintah mengenai masalah pertanian. Persoalan lainnya adalah minimnya regenerasi petani yang dikhawatirkan akan berdampak pada keberlangsungan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah lumbung pangan.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Dibekuk Polisi, Ini Tampang Pelaku Perampokan Rumah Rentenir di Kalipare Malang

Dibekuk Polisi, Ini Tampang Pelaku Perampokan Rumah Rentenir di Kalipare Malang
author
Newswire , 
Abdul Jalil Kamis, 25 April 2024 - 18:30 WIB
share
SOLOPOS.COM - Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat (kiri) pada saat meminta keterangan kepada pelaku perampokan dalam jumpa pers di Mapolres Malang, Kepanjen, Jawa Timur, Kamis (25/4/2024). (ANTARA/Vicki Febrianto)

Solopos.com, MALANG – Komplotan pelaku perampokan di salah satu rumah di Dusun Krajan, Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Jawa Timur, akhirnya ditangkap polisi. Namun, dua dari enam pelaku perampokan itu masih menjadi buron.

Empat pelaku perampokan itu berinisial M, 43; ES, 51; KA, 42; dan S, 40. Mereka merampok rumah seorang rentenir di Dusun Krajan pada 5 April 2024.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakapolres Malang, Kompol Imam Mustolih, mengatakan empat pelaku perampokan itu dijerat dengan Pasal 365 ayat (2) angka 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Mereka terancam dengan hukuman pidana penjara maksimal 12 tahun.

“Para pelaku terancam hukuman pidana penjara selama-lamanya 12 tahun,” kata Imam, Kamis (25/4/2024).

Koran Solopos

Imam menjelaskan, peristiwa perampokan itu terjadi pada Jumat (5/4/2024) pada pukul 08.04 WIB di Dusun Krajan, Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare dengan korban berinisial RS, 43. Korban sempat disekap oleh pelaku yang berjumlah enam orang tersebut.

Menurutnya, seusai mendapatkan laporan adanya aksi perampokan tersebut, Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Malang melakukan penyelidikan dan menangkap empat orang pelaku. Sementara dua pelaku lainnya saat ini masih dalam pengejaran oleh petugas.

“Tim gabungan kemudian berhasil mengidentifikasi para pelaku. Kemudian, pada 20 April 2024, empat orang pelaku berhasil ditangkap di rumahnya masing-masing,” katanya yang dikutip dari Antara.

Emagazine Solopos

Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menambahkan, peristiwa perampokan itu bermula saat enam orang pelaku merencanakan aksi perampokan sebanyak empat kali. Salah satu pelaku berinisial S merupakan tetangga korban.

“Rencana merampok ini sudah beberapa kali batal, baru berhasil pada aksi keempat. Pelaku mengetahui korban menyimpan uang tunai, karena [korban] memiliki usaha untuk meminjamkan uang kepada tetangga,” tuturnya.

Para tersangka tersebut, lanjutnya, memiliki peran masing-masing, yakni M merupakan perencana aksi perampokan bersama salah satu pelaku lain yang saat ini masih buron. Saat aksi perampokan, tersangka M menunggu di mobil yang dipergunakan ke rumah korban.

Interaktif Solopos

Sebelum melakukan aksi perampokan itu, tersangka S mengamati terlebih dahulu rumah korban yang sudah dijadikan sasaran. Kemudian, tersangka S memberikan kode kepada tersangka lain untuk bergerak menuju rumah korban.

“Sisanya, empat orang tersangka itu menuju rumah dan kemudian menyapa korban dengan panggilan akrabnya. Korban yang keluar, langsung dibekap oleh pelaku dan dibawa ke salah satu kamar. Tangan, kaki, mulut hingga mata korban ditutup selotip,” ujarnya.

Usai melakukan aksi perampokan tersebut, para pelaku kemudian kabur ke arah Kabupaten Blitar. Para pelaku perampokan itu mengambil uang tunai senilai Rp55 juta, sejumlah perhiasan emas dan tujuh Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BKPB).



“Uang hasil perampokan termasuk perhiasan yang dijual itu kemudian dibagi oleh para pelaku, adanya yang mendapatkan Rp5 juta, Rp7 juta dan Rp12 juta. Tergantung peran masing-masing. Uang dipergunakan untuk kebutuhan Lebaran,” imbuhnya.

Dalam pengungkapan kasus tersebut, Satreskrim Polres Malang menyita sejumlah barang bukti seperti satu buah selotip atau pita perekat berukuran besar yang dipergunakan untuk mengikat korban, uang tunai sebesar Rp2 juta dan satu unit kendaraan roda empat yang dipinjam untuk menjalankan aksi perampokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories