SOLOPOS.COM - Kawasan kuliner dan rest area dibangun Pemerintah Desa Pandes, Kecamatan Wedi di wilayah Dukuh Kuntulan yang berada di tepi jalan raya Wedi-Bayat. Foto diambil Jumat (21/2/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN - Gelontoran dana desa dimanfaatkan sejumlah desa untuk mengembangkan potensi. Tak terkecuali Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Klaten, yang mengembangkan kawasan kuliner dan rest area.

Pengembangan dilakukan pada 2019 memanfaatkan dana desa senilai Rp525 juta. Lokasi kawasan kuliner dan rest area memanfaatkan sebagian lahan milik desa seluas 2 ha di Dukuh Kuntulan. Dari gelontoran dana tersebut, saat ini sudah terbangun sebanyak 11 kios.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Desa (Kades) Pandes, Heru Purnomo, mengatakan Pandes termasuk desa yang minim potensi alam yang bisa dikembangkan untuk mendulang pendapatan. Potensi yang paling memungkinkan dimanfaatkan yakni lahan milik desa di Dukuh Kuntulan yang berada di tepi jalan raya Wedi-Bayat. Jalur tersebut merupakan jalur wisata salah satunya menuju Makam Sunan Pandanaran.

Jamu Semen Padang, Persis Solo Pakai Stadion Manahan?

Ekspedisi Mudik 2024

Para peziarah dari luar kota kerap melintasi jalur tersebut ketika menuju Makam Sunan Pandanaran yang berada di Desa Paseban, Kecamatan Bayat. Selain itu, jalan raya Wedi-Bayat merupakan jalur alternatif menuju wilayah Gunungkidul serta Sukoharjo.

“Jadi kawasan yang paling potensi itu ya di lahan di Kuntulan tersebut,” kata Heru saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (21/2/2020).

Heru mengatakan kios-kios yang sudah terbangun rencananya digunakan untuk menjual produk yang dihasilkan dari masing-masing RW. "Harapan kami dari setiap RW bisa memanfaatkan kios tersebut sehingga masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaat. Ini yang menjadi tujuan kami untuk pemberdayaan masyarakat selain menggenjot pendapatan asli desa," kata Heru.

Jembatan Pusung Ambrol 2 Bulan Setelah Dibangun, Ini Penjelasan Dinas PUPR Boyolali

Rencana pemanfaatan kawasan kuliner dan rest area itu hingga kini masih dibicarakan dengan tokoh masyarakat. Rencananya, kawasan kuliner dan rest area mulai dibuka pada pertengahan Maret 2020.

"Pengelolaan nanti di bawah BUM desa. Saat ini masih terus dirapatkan dan rencananya akan dibuka pada pertengahan Maret atau sebelum puasa. Kami tawarkan dulu ke masyarakat agar setiap RW bisa memanfaatkan kios," ungkap dia.

Heru juga mengatakan selain mengembangkan kawasan kuliner dan rest area, warga Pandes kini juga terus menggali potensi yang ada di desa tersebut. Salah satunya potensi kuliner khas desa setempat berupa serabi kuntulan.

Heroik! Mbah Sudiro Selamatkan Belasan Siswi SMPN 1 Turi Hingga Kaki Bercucuran Darah

“Sejarah munculnya serabi kuntulan itu masih ada kaitannya dengan perjalanan Sunan Pandanaran dari Semarang menuju Bayat. Konon, rasanya belum ke Bayat kalau belum menyicipi serabi kuntulan. Jajanan ini dibuat dengan bahan dan cara yang masih tradisional sekali. Ini yang akan kami kembangkan dan menjadi salah satu jajanan khas di desa kami,” kata Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya