SOLOPOS.COM - Presiden AS Donald Trump dan Presiden Jokowi di KTT G20, Hamburg, Jerman. Jumat (7/7/2017). (Twitter/@imerincook)

Guyonan Presiden Jokowi kepada Donald Trump bahwa ada jutaan fans di Indonesia punya banyak nilai.

Solopos.com, JAKARTA — Sosok Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald J. Trump yang dibenci di dalam maupun di luar negeri karena kebijakan-kebijakan yang kontroversial, ternyata tidak berlaku bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Hamburg, Jerman, 7-8 Juli 2017 lalu, Presiden Jokowi sempat bertemu dan berbincang beberapa kali dengan Trump. Sebagai salah satu mitra dagang dan investasi terbesar Indonesia dan sebagian besar negara lain, tingkah-polah Presiden AS memang menjadi sorotan. Jokowi pun menceritakan kesan-kesannya bertemu dengan Trump.

“Ketemu beberapa kali, guyonan saja. Malam ketemu guyonan, waktu bilateral saya pikir serius, guyonan lagi. Saya yang ngedengerin [guyonan Trump] itu ketawa. Kocak sekali orangnya. Terus waktu bilateral, saya itu ngguyoni, penggemarmu di Indonesia itu jutaan, mereka ingin kamu ke Indonesia, kamu banyak disukai masyarakat Saya. Wah, dia langsung cair. Hahaha,” ujarnya di Istana Merdeka, Senin (10/7/2017).

Tak hanya itu, Presiden menyampaikan bahkan ketika duduk bersama kepala negara lain dalam gala dinner yang berlangsung selama 2 jam, Trump juga masih sempat melemparkan canda kepada Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto. Salah satu janji Trump ketika Pilpres AS, yaitu membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko, jadi bahan candaannya.

Saat itu, kata Jokowi, Trump menyatakan bahwa Meksiko harus membayar tembok tersebut. “Kalau jadi nanti, kamu [Meksiko] yang harus membayar, bukan saya [Trump]. Wah, Presiden Nieto langsung bingung. Padahal itu guyon, dua jam itu cuma nggojloki soal tembok,” kata Jokowi yang kemudian tergelak mengingat momen itu.

Dia menyatakan Trump tidak seperti yang dibayangkan. Dari sekian pembicaraan itu, lanjut Jokowi, AS di bawah pimpinan Trump amat sangat terbuka dan tidak proteksionis terhadap Indonesia. Namun, Presiden Jokowi tidak bisa menjamin hal itu akan terjadi terhadap negara-negara lain.

“Jangan salah, Presiden Trump itu mendekati kita. Malah Presiden Trump bilang ke menteri-menterinya, ini dibantu masalah kelapa sawit Indonesia karena menyangkut 4,5 juta petani. Lalu perdagangan Indonesia ke AS dibantu agar lebih tinggi, meningkat,” lanjut Jokowi.

Jokowi memaparkan dari pertemuan di G20 dan secara bilateral, AS kini akan merintis apa yang telah lebih dahulu dilalui oleh Indonesia, yaitu mengambil kebijakan amnesti pajak dan membangun infrastruktur secara masif. Presiden Jokowi pun melihat dua kebijakan Trump itu juga patut dicermati.

“Dia mau dua itu. Kalau tax amnesty dia lakukan, duit dari luar bisa masuk semua ke AS. Waduh, ngeri itu. Uang orang AS di luar berapa puluh ribu triliun? Wah.”

Untuk itu, dia menilai forum seperti G20 sangat penting untuk melihat perkembangan ekonomi dunia, seperti siapa sebenarnya yang tengah mengambil kebijakan proteksionis dan siapa yang terbuka, serta sampai mana perekonomian negara-negara lain. “Pertemuan-pertemuan seperti ini itu kita jadi makin ngerti bahwa arah ekonomi kita harus dibawa ke mana. Kita jadi ngerti.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya