SOLOPOS.COM - Pelantikan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) 2021 -2023 di Kusuma Sahid Prince Hotel, Minggu (17/10/2021). (Solopos/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO — Organisasi pemuda seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau NU harus berada di garda terdepan dalam upaya menangkal radikalisme dan intoleransi.

Anak muda memiliki peran yang sangat signifikan untuk mencegah sekaligus mengantisipasi berkembangnya ideologi yang memecah kebhinekaan tersebut sejak dini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pesan itu disampaikan Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa di sela-sela acara pelantikan dan bedah buku Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) 2021-2023 di Kusuma Sahid Prince Hotel, Minggu (17/10/2021).

Baca Juga: Dishub Solo Belum Dapat Nama untuk Mobil Listrik Wisata, Punya Usul?

Teguh menegaskan zaman yang canggih kadang disalahgunakan sejumlah pihak, termasuk oknum yang ingin memecah belah lewat paham radikal.

Maka dari itu organisasi kepemudaan punya pekerjaan rumah (PR) yang cukup besar untuk meluruskannya. Ini bukan hanya tanggung jawab Ikatan Pelajar NU, namun juga semua organisasi kepemudaan lainnya yang berbasis agama maupun umum.

Apalagi, Teguh menilai Solo sangat heterogen. Jika tidak saling dijaga, akan mudah sekali terjadi gesekan atas nama agama maupun komunitas lainnya.

Baca Juga: Setahun Ngandang, Sepur Kluthuk Jaladara Kembali Beroperasi di Solo

Paling Rentan

“IPNU dan IPPNU jadi garda terdepan dalam tangkal radikalisme. Anggotanya kan banyak, nanti paham soal keberagaman tinggal disebar saja ke kelompok masyarakat, ada komunitas kota layak anak dan lain-lain. Ini penangkal terbaik untuk terorisme, radikalisme, dan intoleransi,” terangnya.

Ketua IPNU Solo, Ashil Musthofa Ghufron, seusai acara, Minggu, mengakui pelajar adalah kelompok paling rentan terpengaruh intoleransi. Ia mengakui sejauh ini penekanan radikalisme dan intoleransi memang belum masuk dalam visi misi Ikatan Pelajar NU.

Namun ideologi nasionalisme yang dipegang peguh NU menurutnya cukup bisa menangkal hal tersebut. “Kami sebagai IPNU gerak lebih aktif. Menjalankan ideologi NU yang meyakini NKRI sebagai harga mati, berdasar pada Pancasila, serta Bhineka Tunggal Ika,” terangnya.

Baca Juga: Indeks Kinerja Dinilai Bagus, UNS Solo Dapat Insentif Rp23,5 Miliar

Pada periode kepengurusannya, IPNU cukup aktif menggandeng anggota baru hingga level kelurahan di lima kecamatan Kota Solo. Mereka rata-rata berusia mulai 13 tahun ke atas. Salah satu kegiatannya yakni sharing dan diskusi.

“Kegiatan kami memang tidak mencolok langsung pada isu menangkal radikalisme. NU sendiri cukup mewakili, kalau bicara soal toleransi enggak diragukan lagi. Kami sebagai anaknya [NU], ya sami’na wa ato’na. Soal toleransi benar-benar kami jaga,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya