SOLOPOS.COM - Ruang isolasi khusus di RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah. (Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif)

Solopos.com, SLEMAN – Kapasitas tempat tidur di bangsal Covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan tetap dipertahankan, meskipun sepanjang Agustus jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Sleman mengalami penurunan.

Lonjakan kasus Covid-19 pada Juli lalu memaksa rumah-rumah sakit rujukan di Sleman menambah kapasitas tempat tidur hingga 40 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Cahya Purnama mengatakan Dinkes tidak akan terburu-buru mengalihkan tempat tidur untuk pasien Covid-19 ke bangsal umum atau non Covid-19. Kendati ada penurunan kasus sepanjang Agustus, namun angka kejadian harian di Sleman belum stabil atau masih fluktuatif.

Baca juga: Pemkab Desak Satgas Kalurahan Bawa Pasien Isoman ke Isoter

Cahya tidak ingin kasus lonjakan pada Juli, terjadi lagi sehingga berdampak kolapsnya rumah sakit. “Jadi kami belum mengalihkan bangsal Covid-19 ke non Covid-19. Ini untuk antisipasi karena kasus masih fluktuatif. Kami tidak ingin ada lonjakan secara tiba-tiba. Sehingga bangsal Covid-19 di rumah sakit rujukan tetap dipertahankan hingga 40 persen,” kata Cahya, Rabu (1/9/2021).

Saat ini, lanjut Cahya, terdapat penurunan Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur. Baik di rumah sakit rujukan maupun di selter isolasi terpusat (isoter). Untuk BOR rumah sakit, sudah di bawah 50 persen atau tepatnya 38 persen. Padahal selama Juli, BOR di atas 90 persen.

“Ini tidak terlepas dari banyaknya pasien yang sembuh. Data per 31 Agustus yang terkonfirmasi 52.766 kasus dan yang sembuh 44.327 kasus. Dan yang meninggal 2.308 kasus,” katanya.

Baca juga: Menuju PTM, 75 Persen Santri di Kota Jogja Telah Divaksin

Penanganan Covid-19 di Sleman

Kasus aktif saat ini, kata Cahya sebanyak 6.131 kasus di mana sebanyak 1.021 pasien dirawat di rumah sakit. Lalu 33 pasien berada di Isoter dan 5.077 pasien menjalani isolasi mandiri. “Kasus sembuh di Sleman 83 persen masih dibawah rata-rata nasional sementara kasus meninggal 4,4 persen masih di atas rata-rata nasional,” katanya.

Oleh karenanya, kata Cahya, Dinkes terus menguatkan beberapa aspek dalam penanganan Covid-19. Mulai dari kegiatan vaksinasi hingga testing dan tracing yang lebih tinggi dan penerapan protokol kesehatan lebih ketat. “Testing mingguan di Sleman juga meningkat sampai akhir Agustus ini 1.355 kasus. Kami tetap harus berhati-hati menghadapi lonjakan kasus supaya tidak berakibat fatal,” katanya.

Baca juga: Baru! Mural “Tuhan Kami Lapar” Mejeng di Flyover Janti Jogja

Meski begitu ia mengakui beberapa rumah sakit melakukan efisiensi tugas SDM yang sebelumnya menangani pasien Covid-19 ke pasien non Covid-19. Hal ini seiring dengan turunnya pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Sekda Sleman Harda Kiswaya menegaskan saat ini Sleman masih masuk PPKM level 4 sehingga kebijakan yang diterapkan Pemkab masih sama. “Kami tidak kendor dengan upaya mendisiplinkan masyarakat agar bisa segera turun level. Vaksinasi terus kami tingkatkan agar Sleman bisa turun level,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya