SOLOPOS.COM - Ilustrasi air bersih. (Reuters)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dua desa di Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, masih dalam kondisi kekeringan dan krisis air bersih meskipun sudah memasuki musim penghujan. Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo sudah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 303 tangki.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, mengatakan saat ini desa yang masih krisis air yakni Desa Karangmojo dan Desa Tawang, Kecamatan Weru. Akibat kekeringan, krisis air masih dirasakan sekitar 150 jiwa yang berada di tiga rukun tetangga (RT).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kami masih droping air bersih untuk membantu masyarakat di sana. Di Karangmojo ada satu RT yang terdampak, sedangkan di Tawang ada dua RT yang terdampak. Mereka masih membutuhkan bantuan air bersih meskipun saat ini sudah memasuki musim hujan,” jelasnya kepada Solopos.com, Selasa (26/10/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: 18.000-An Peserta PBI JKN-KIS di Sukoharjo Dinonaktifkan Kemensos

Sri Maryanto menambahkan kekeringan dan krisis air bersih di kedua desa Weru, Sukoharjo, tersebut lantaran faktor geografis yang berada di perbukitan dan minimnya pohon yang mampu menampung air. Hal ini menyebabkan air tanah di wilayah tersebut menjadi berkurang.

Menurutnya fenomena tersebut sudah terjadi cukup lama. “Di sana itu sebenarnya sudah sudah banyak pamsimas. Tapi karena faktor geografis dan didominasi pohon jati jadi tidak ada yang menampung air,” imbuhnya.

Masyarakat Diimbau Menanam Pohon

Pada sisi lain, cadangan air di dua desa itu juga sedikit sehingga akhirnya tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di sana. “Fenomena itu sudah lama sekali terjadi, bahkan sebelum saya di BPBD pada 2018,” imbuh Sri Maryanto.

Baca Juga: Pilkades Antarwaktu Gedangan Sukoharjo Masuki Masa Pendaftaran Calon

Maryanto mengatakan saat ini BPBD Sukoharjo masih terus mengakomodasi permohonan bantuan air yang dibutuhkan masyarakat di sana yang mengalami krisis air bersih. Hingga pekan lalu, total 303 tangki air sudah disalurkan untuk mengakomodasi kebutuhan air bersih masyarakat di kawasan kekeringan.

“Saat ini kami hanya mengimbau masyarakat untuk lebih banyak menanam pohon dengan akar yang bisa menyimpan air. Selain itu, kami juga meminta masyarakat untuk membuat biopori untuk menampung air hujan. Ini untuk rencana jangka panjang. Tapi kalau untuk jangka pendek, kami masih terus berupaya memberikan bantuan air bersih di sana,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya