SOLOPOS.COM - Pengunjung bermain sepeda air di dekat warung apung kawasan Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Minggu (4/10/2020).(Taufiq Sidik Prakoso/Solopos)

Solopos.com, KLATEN – Pemerintah segera melanjutkan penataan ulang kawasan wisata termasuk warung apung di Rawa Jombor, Klaten, Jawa Tengah. Total anggaran untuk kelanjutan penataan Rawa Jombor tahun ini mencapai hampir Rp60 miliar.

Pada 2020, pemprov mengawali proyek penataan kawasan Rawa Jombor di antaranya membangun plaza kuliner berupa dua joglo, taman, serta patung yang dilakukan pada lahan di sisi timur rawa. Total pagu anggaran untuk proyek 2020 sekitar Rp6 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati Klaten, Sri Mulyani mengatakan warung apung di kawasan Rawa Jombor baakal ditata. Penataan dilakukan dengan memindahkan warung apung ke daratan.

“Pemprov sudah ada kegiatan pembangunan warung di daratan tahun kemarin dan tahun ini. Nanti kalau sudah selesai, secara perlahan warung apung kami pindahkan ke daratan,” kata dia, Rabu (19/5/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Sejarah Kelam Waduk Kedung Ombo hingga Jadi Tempat Wisata

Pemindahan

Rencana pemindahan warung apung di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Bayat, Klaten, ke daratan itu telah bergulir beberapa tahun terakhir. Namun para pelaku usaha warung apung tetap berharap warung apung diizinkan berdiri di air.

Pelaku usaha warung apung Rawa Jombor, Sutomo, 48, pernah diundang untuk melihat pemaparan tentang rencana pemindahan warung itu. Dia pun hanya bisa pasrah jika rencana tersebut direalisasikan.

"Mau tidak mau. Ya karena saya sadar menggunakan lahan bukan milik saya. Kalau diminta yang punya ya harus ikhlas meskipun berat hati," kata Sutomo saat ditemui Solopos.com di warung apung miliknya, Kamis (10/9/2020).

Salah satu yang membikin Sutomo masih berat hati pindah usaha ke daratan yakni lantaran warung apung kadung menjadi ikon Rawa Jombor.

Baca juga: Wisata Rawa Jombor Klaten Ditata Ulang, Warung Apung Pindah ke Daratan

Sejarah

Warung apung di Rawa Jombor mulai bermunculan sekitar 1998 lalu. Saat itu, ada salah satu warga yang berinovasi membikin usaha pemancingan di tengah rawa dilengkapi dengan kuliner.

Usaha itu berkembang dengan berdatangannya pengunjung dari berbagai daerah. Melihat usaha tersebut berkembang di Rawa Jombor, warga mulai menggeluti usaha yang sama.

Puncaknya terjadi pada 1999-2000. Saat itu, ada sekitar 22 pelaku usaha warung apung di kawasan rawa tersebut.

“Keberadaan warung mendongkrak perekonomian warga,” kata Sutomo yang menjalankan usaha warung apung sejak 2006.

Baca juga: Terungkap! Perahu Terbalik di WKO Boyolali Dibekali Pelampung, Tapi Tak Dipakai Malah Diinjak

Sutomo mengaku keberadaan warung apung di rawa itu pernah diapresiasi pemkab. Para pelaku usaha sempat diajari seperti cara penyajian menu.

“Namun, lama kelamaan sudah dilepas,” kata Sutomo.

Sejak warung apung menjamur lebih dari 20 tahun lalu, warga dari berbagai daerah berdatangan khusus untuk menikmati sensasi wisata kuliner di tengah Rawa Jombor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya