SOLOPOS.COM - Kondisi lahan yang akan dibangun factory sharing di Dukuh Godegan, Desa Kragilan, Kalijambe, Sragen, Selasa (28/9/2021). (Solopos-Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Factory sharing menjadi asa bagi ribuan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) furnitur atau mebel di Kabupaten Sragen untuk kembali menembus pasar ekspor. Sejauh ini, produk mebel bernilai seni lah yang masih diminati pasar ekspor.

Ketua Koperasi Tunas Sukowati Jaya Kabupaten Sragen, Joko Rahayu, menjelaskan factory sharing akan menjadi salah satu penggerak dalam ekosistem bagi para ribuan perajin mebel di Sragen.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami arahnya cenderung ekspor. Dengan factory sharing akan menghemat biaya dalam segi waktu dan tenaga kerja. Dan di situ tersedia peralatan yang modern sehingga membantu finishing mebel akan lebih bagus dibandingkan manual,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (28/9/2021).

Baca juga: Factory Sharing Mebel Rp13 Miliar akan Dibangun di Kalijambe Sragen

Joko, sapaan akrabnya, mengatakan industri mebel di wilayahnya mayoritas menembus pasar ekspor selama 1999 sampai 2008. Kala itu, kondisi dolar kuat terhadap nilai mata uang rupiah sehingga menguntungkan bagi pelaku ekspor.

Namun, kata dia, para perajin tidak mengimbangi kualitas produk waktu itu sehingga industri mebel di Sragen lama kelamaan mengalami penurunan. Selain itu, kuantitas dan harga produk mebel Indonesia kalah bersaing dengan China yang memiliki produk serupa.

“Kami sekarang hanya menang art atau seninya. Memang itu menjadi budaya kerja. Semangat kerja dengan China enggak sebanding. Mereka jam kerjanya lebih panjang dan semangat,” paparnya.

Baca juga: 9 BUMD Sragen Diguyur Modal Rp25 Miliar Tahun Depan

Joko saat diminta konfirmasi nilai ekspor para perajin terkini belum bisa menyampaikan karena tidak melakukan pembukaan. Namun dia menjelaskan mayoritas produk dijual untuk pasar lokal.

Adapun jumlah perajin yang tergabung dalam Koperasi Tunas Sukowati Jaya Kabupaten Sragen hanya sekitar 60 orang. Dia berharap banyak pelaku UKM yang sadar untuk bergabung dalam organisasi dalam wadah koperasi sehingga lebih kuat.

Kesulitan terkait Tenaga Kerja

Salah satu pelaku UKM, Sumardi, 54, menjelaskan pernah menjadi suplier utama bagi usaha mebel Presiden Joko Widodo pada 1990-an. Dia masih menyuplai pabrik yang menjual ke pasar lokal, Australia, China, dan Belgia.

“Masalah yang kami hadapi sekarang ini terkait tenaga kerja karena banyak tenaga kerja mebel pindah bekerja ke pabrik konveksi dan ke Jakarta mulai 2010. Kami mengusulkan pelatihan bagi tenaga kerja kepada Pemerintah daerah,” jelasnya.

Baca juga: KPA Sragen Gelar Tes HIV di Gunung Kemukus Sasar Pekerja Hiburan

Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) membangun factory sharing kerajinan mebel atau furnitur di Dukuh Godegan RT 001/RW 001, Desa Kragilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, pada 2022 mendatang. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, sat berkunjung ke Sragen, Selasa, menjelaskan anggaran untuk pembangunan factory sharing senilai Rp13 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya