SOLOPOS.COM - Pembudidaya memamerkan tanaman hias di Gedung Serba Guna Desa Sepanjang, Tawangmangu, Karanganyar, Kamis (18/3/2021). (Solopos-Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Ratusan tanaman hias dengan harga bervariasi dipertontonkan dalam pameran sekaligus lelang yang digelar Komunitas Petani Tanaman Hias Tawangmangu (PTHT) di Gedung Serbaguna Desa Sepanjang, Tawangmangu, Karanganyar, Kamis (18/3/2021).

Tak tanggung-tanggung, harga tanaman hias dipamerkan dalam kegiatan PTHT tersebut ada yang tembus hampir Rp100 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun berbeda untuk tanaman hias yang dilelang. Sekitar 100an tanaman dipajang di panggung tersebut dibuka dengan harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Tanaman yang dilelang tersebut dikategorikan tanaman hias dengan level harga menengah.

Baca juga: Ini Pemilik "Motor Dinas Ketua RT Colomadu" Karanganyar Yang Viral Di Media Sosial

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua PTHT, Sri Hartono, mengatakan total tanaman yang dipamerkan dan dilelang mencapai 300 batang dengan berbagai jenis dan asal tanaman.

Penyelenggaraan kegiatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan taraf ekonomi petani tanaman hias yang ada di Tawangmangu. Sehingga, PTHT sebagai suatu komunitas kemudian mewadahinya.

“Awalnya, kami berencana hanya untuk lokal saja pesertanya. Karena misi kami untuk mendongkrak ekonomi petani tanaman hias lokal. Tapi ternyata peminatnya banyak karena melihat rencana kegiatan ini dari media sosial. Akhirnya pembudidaya tanaman hias dari Semarang, Salatiga, dan lainnya datang ikut,” ucap dia ketika ditemui Solopos.com di sela kegiatan, kemarin.

Baca juga: Bulog Akan Serap 15.000 Ton Gabah Petani Karanganyar Rp4.200/Kg, Tetapi Ada Syaratnya

Menurut Hartono, tanaman yang dipamerkan dan dilelang berbagai macam jenis dan dengan harga yang beragam mulai Rp100.000 hingga hampir menyentuh angka Rp100 juta.

Tanaman dengan harga selangit tersebut dinilai dari berbagai aspek termasuk tingkat kesulitan budidaya.

“Untuk standar penentuan harga tidak ada sih seperti pasarannya berapa. Karena ini penilaiannya ada berbagai aspek mulai warna, kesehatan tanaman, dan kesulitan budidaya. Seperti prinsip ekonomi lah, semakin susah budidayanya, semakin jarang barangnya, nilainya akan semakin meningkat apalagi kalau kondisinya sehat dan berkembang dengan baik,” beber dia.

Budidaya Butuh Ketelatenan

Salah satu peserta pemaren dari Salatiga, Johan Iswara, 30, mengatakan tanaman paling mahal yang dia pamerkan dalam acara tersebut merupakan jenis monstera obliqua dengan harga sekitar Rp80 juta.

Tingginya nilai tanaman tersebut lantaran didapatkan langsung dari Peru dan budidaya yang terhitung butuh ketelatenan.

“Rata-rata punya saya ini di harga Rp2 juta sampai yang termahal Rp80 juta. Yang paling mahal ini sudah ditawar Rp75 juta tapi saya belum lepas,” jelas dia.

Baca juga: Jatuh Saat Ngontel di Gondangrejo, Guru PNS Solo Meninggal

Camat Tawangmangu, Rusdiyanto, mengatakan mendukung kegiatan yang dilakukan oleh PTHT. Pasalnya, dengan adanya kegiatan tersebut diyakini dapat membantu dalam program pemulihan ekonomi yang terguncang wabah Covid-19.

Dia juga menyarankan agar panitia melakukan pameran roadshow di beberapa tempat dan terus menaikkan popularitas tanaman hias asli Tawangmangu.

“Ini kegiatan yang bagus tapi harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Saya sangat mendukung karena misinya untuk mendongkrak ekonomi petani tanaman hias lokal dan menaikan popularitas tanaman hias Tawangmangu. Saya juga sarankan jangan hanya di Desa Sepanjang saja. Di pelataran kantor kecamatan juga saya izinkan. Semoga kegiatan ini bisa membantu pemulihan ekonomi saat ini,” beber dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya