SOLOPOS.COM - ilustrasi seorang anak memainkan game bertema kekerasan (dailymail.co.uk)

Bahaya game online bagi anak-anak tergantung penggunaannya.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyebutkan, permainan di layar elektronik seperti game online dan Playstation tidak selalu berdampak buruk bagi anak-anak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Anies, ada studi yang menunjukkan anak yang terbiasa bermain game online sesuai umurnya, akan terbiasa mengambil keputusan secara cepat dan berani. Meski begitu, mantan rektor Universitas Paramadina itu tidak memungkiri, ketika anak memainkan game dewasa, akan timbul dampak negatif. Anak akan kecanduan karena adrenalinnya terpacu dan bisa saja menimbulkan perilaku brutal.

Game itu tergantung cara penggunaannya. Jangan anti-game, jangan juga buta pro-game. Tidak semua game memiliki karakteristik yang cocok untuk dimainkan oleh anak semua umur,” tutur Anies Baswedan seperti dikutip dari Liputan6.com, Kamis (28/4/2016).

Anies mengatakan, untuk mengawasi anak, orang tua perlu tahu dan peduli di dalam game online ada sistem rating. Rating inilah yang memberi peringatan kepada pembelinya mengenai kecocokan konten untuk dimainkan anak usia tertentu. Dengan demikian, anak-anak akan terhindar dari dampak game yang tidak sesuai usianya.

Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar itu mencontohkan, di negara maju seperti Amerika Serikat terdapat sistem Entertainment Software Rating Board (ESRB) yang memberikan kategori rating sesuai dengan usia. Kategori-kategori tersebut di antaranya adalah Early Childhood yang cocok untuk anak usia dini.

Kedua, Everyone yakni game online cocok untuk semua umur. Selanjutnya kategori Everyone 10+ yakni game itu boleh dimainkan anak usia 10 tahun ke atas. Keempat, kategori Teen yakni game untuk anak usia 13 tahun ke atas.

Kelima, kategori Mature yang khusus bagi remaja usia 17 tahun ke atas dan Adults Only yakni game khusus dewasa. Terakhir adalah kategori Rating Pending.

Selain kategori berdasarkan usia, Anies menjelaskan dikenal pula istilah deskripsi konten dalam ESRB. Di antaranya adalah konten Blood and Gore, Intense Violence, Nudity, Sexual Content, serta Use of Drugs. “Biasanya, di kotak video game terdapat pengategorian seperti ini Mature 17+: Blood and Gore, Sexual Theme, Strong Language,” kata Anies.

Anies menambahkan, klasifikasi ini menjadi sangat penting. Oleh karena itu, orang-orang di sekeliling anak wajib bertanggung jawab atas konten yang dimainkan anak-anaknya.

“Sebagian orang tua sangat awam terhadap model atau rating game. Selain itu mereka tidak menyadari  tidak semua game edukatif dan cocok untuk anak-anak,” pungkas Anies.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya