SOLOPOS.COM - Ilustrasi (freepik.com)

Solopos.com, SRAGEN — Gara-gara tagihan tak terbayarkan berbulan-bulan, sambungan air bersih pada 2.000-an pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirto Negoro Sragen diputus sementara.

Ribuan pelanggan itu menunggak tagihan pemakaian air bersih lebih dari tiga bulan dengan nilai mencapai Rp700 juta. Untuk mengatasi banyaknya tunggakan tersebut, PDAM Sragen membuat Program Bulan Bebas Denda yang berlaku selama dua bulan, terhitung mulai 19 Agustus-31 Oktober 2021.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Demikian penjelasan Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama (Dirut) PDAM Sragen, Aris Wahyudi, saat ditemui wartawan di sela-sela rapat PDAM Sragen, Kamis (26/8/2021).

Baca juga: Sanksi Denda Rp50.000 untuk Pelanggar Prokes di Sragen Dihentikan, Ini Gantinya

Aris mengaku mengevaluasi kinerja PDAM dan ternyata ada tunggakan sampai Rp700 juta dari 2.000 pelanggan yang menunggak tagihan. Aris menjelaskan tunggakan pelanggan itu ada yang sampai 21 bulan tetapi yang dihitung tunggakan tagihan tiga bulan pemakaian karena setelah tiga bulan sambungan diputus sementara.

“Ribuan pelanggan ini kalau mau pasang sambungan bebas denda dan gratis tetapi beban pemakaian selama tiga bulan wajib dibayar. Kebijakan ini diambil untuk kepentingan jualan air. Denda itu tidak masuk dalam rencana pendapatan PDAM karena denda itu tidak diharapkan,” jelas Aris.

Sosialisasi Langsung ke Pelanggan

Aris menyampaikan kebijakan tersebut disosialisasikan langsung kepada pelanggan. Dia melihat animo pelanggan untuk kembali memasang sambungan lama yang terputus cukup tinggi.

Baca juga: PDAM Sragen Buka Loker Direktur Utama, Ini Syaratnya!

Dia menyebut dalam sehari pernah ada 100 pelanggan yang memasang kembali sambungan airnya. Dia berharap dalam waktu dua bulan tunggakan pelanggan itu selesai.

“Mereka menunggak itu bukan karena pandemi tetapi karena rumah kosong karena ditinggal merantau atau dikontraknya tetapi belum ada yang menghuni. Selain itu pelanggan menunggak karena beralih ke fasilitas air swadata atau pamsimas [penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat]. Pelanggan yang lari ke pamsimas ini paling banyak di wilayah Kecamatan Sidoharjo dan Masaran,” ujarnya.

Lebih lanjut, Aris menjelaskan situasi pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi PDAM karena masyarakat terkena dampaknya. Aris mengambil kebijakan win-win solution agar target pemasangan sambungan baru tercapai, yakni dengan memberi diskon bagi pemasangan sambungan baru.

Baca juga: Bupati Sragen Vaksinasi Door to Door, Ketemu Pendekar Takut Jarum Suntik

“Biaya sambungan baru yang biasanya Rp1 juta per pelanggan turun menjadi Rp850.000 per pelanggan. Dampak pandemi itu membuat masyarakat berhemat air sehingga beban tagihan menurun. Hal itu berdampak pada pendampatan PDAM yang ikut turun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya