SOLOPOS.COM - Ilustrasi insomnia. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Dampak kurang tidur pada kesehatan reproduksi pria sangat beragam mulai dari kualitas sperma menurun hingga ukuran testis menyusut atau mengecil.  Temuan ini berdasarkan hasil penelitian terbaru yang dilakukan University of Southern Denmark.

Para peneliti dari University of Southern Denmark telah menemukan bahwa pria yang kurang tidur memiliki kadar testosteron yang lebih rendah dan juga mengurangi jumlah sperma. Tak berhenti sampai di situ, penyusutan ukuran testis ditemukan ketika pria tidak cukup beristirahat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology, dalam penelitian efek kurang tidur pada pria ini, para peneliti menyurvei hampir 1.000 pria yang berusia akhir belasan tahun dan awal dua puluhan tentang jadwal tidur mereka, gangguan tidur, dan kebiasaan tidur. Dilansir dari Medical Daily, testis pria juga diukur serta jumlah sperma diambil dari semua pria dan dinilai untuk jumlah maupun viabilitas sperma.

Baca Juga: Kenali Efek Aborsi Seperti Dilakukan Mantan Pacar Aktor Kim Seon Ho

Mengutip suara.com, Rabu (20/10/2021), peneliti menemukan pada pria yang memiliki masalah tidur, seperti insomnia, begadang, atau memiliki tidur yang tidak konsisten sepanjang malam dan sering terbangun, jumlah sperma turun 29 persen. Selain itu, sperma mereka 1,6 persen lebih cacat dan ukuran testis mereka juga lebih kecil daripada saudara-saudara mereka yang cukup istirahat. Namun demikian, studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan apa yang menyebabkan semua itu.

Berikut ini sejumlah efek kurang tidur yang bisa mempengaruhi kesehatan reproduksi kaum pria seperti dikutip dari hellosehat.com, Rabu (20/10/2021):

1. Kualitas Sperma Menurun

Rata-rata pria akan menghasilkan setidaknya 525 miliar sel sperma seumur hidupnya dan melepaskan setidaknya satu miliar di antaranya setiap bulan. Seorang pria dewasa yang sehat dapat melepaskan antara 40 juta dan 1,2 miliar sel sperma dalam satu ejakulasi. Namun, kualitas sperma bisa menurun, karena akan sangat bergantung pada beragam faktor eksternal seperti kebiasaan sehari-hari Anda.

Dilansir dari dua penelitian berbeda, pria yang kurang tidur memiliki jumlah sperma dan lebih sedikit “kloter” sperma yang terbentuk sempurna jika dibandingkan dengan kelompok pria yang mendapatkan cukup tidur — kurang lebih 7-8 jam per malam. Sperma milik pria yang suka begadang juga ditemukan berumur lebih pendek dari milik pria yang cukup tidur 8 jam setiap hari.

Baca Juga:  Nikita Mirzani Tanggapi Klarifikasi Rachel Vennya

Kedua studi tersebut, yang satu dari Harbin Medical University di China awal 2017 lalu dan lainnya dari University of Southern Denmarkpada 2013, hanya menemukan keterkaitan dengan kualitas sperma yang memburuk dan bukannya hubungan sebab-akibat langsung. Namun, ada beberapa teori yang masuk akal untuk menjelaskan kaitan tersebut. Berikut penjelasannya.

2. Produksi Testosteron Terpengaruh

Testosteron diperlukan untuk reproduksi, dan sebagian besar pelepasan testosteron setiap hari terjadi pada saat tidur. Peneliti mencurigai bahwa gangguan tidur mengubah ritme testosteron di malam hari, tanpa memengaruhi kadar testosteron secara keseluruhan. Namun faktor gaya hidup lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini juga bisa menjelaskan penyebab di balik kurangnya waktu tidur yang menurunkan kualitas sperma.

Sebagai contoh, kebanyakan pria pada umumnya memilih untuk begadang demi menyelesaikan deadline pekerjaannya. Stres dari pekerjaan inilah yang juga bisa menjelaskan kenapa kualitas tidurnya memburuk, sehingga kualitas spermanya pun ikut memburuk. Stres telah lama diketahui bisa mengganggu hormon-hormon yang memengaruhi kesuburan.

Baca Juga: Dokter Tirta Ungkap Setidaknya Ada 4 Oknum Bantu Rachel Vennya Lolos

Di sisi lain, pria yang kurang tidur mungkin memilih untuk mengisi waktunya menunggu kembali tidur sambil merokok atau minum alkohol. Beberapa orang akan merokok atau minum alkohol dan berpikir itu akan membantu mereka tertidur lebih cepat. Nyatanya, penyalahgunaan alkohol berdampak negatif pada kualitas dan produksi sperma, sementara merokok mengganggu motilitas (pergerakan) sperma.

3. Memicu Peningkatan Antibodi Anti-Sperma (ASA)

Tim peneliti dari Harbin Medical University menduga bahwa kebiasaan tidur larut malam dan kurangnya waktu tidur dapat memicu peningkatan antibodi anti-sperma (ASA) yang dapat merusak kualitas sperma sehat.

Antibodi anti-sperma adalah protein yang diproduksi oleh sistem imun tubuh. Ini bukanlah penyebab mutlak dari ketidaksuburan pria, tapi efeknya jelas; semakin besar respons sistem imun tubuh Anda melepaskan antibodi ini, semakin kecil kemungkinan kehamilan akan terjadi. Dengan kata lain, tubuh Anda melacak bagian dari fungsi reproduksi ini sebagai musuh dan mengirim sel pembunuh “alami” yang mengandung antibodi anti-sperma untuk menyerang balik.

Baca Juga: Kenali Tanda Hormon Tiroid Bermasalah dan Tidak Seimbang

Antibodi anti-sperma bekerja dengan cara menghalangi pergerakan sperma, mempersulit sperma untuk melakukan pembuahan, dan menghambat implantasi embrio. Oleh karena itu, sperma dari pria yang punya jumlah antibodi sperma tinggi akan sulit untuk mencapai telur, dan/atau menyuburkan sel telur, mungkin menyebabkan ketidaksuburan. Antibodi anti-sperma juga bisa merusak sperma yang bertahan, dan ini bisa menyebabkan keguguran.

Menariknya, penelitian dari China ini juga menemukan bahwa tidur selama lebih dari sembilan jam juga memicu produksi antibodi antisperma yang berlebihan, sama seperti halnya tidur malam hanya selama enam jam atau bahkan kurang. Hal ini kemudian dapat membuat kualitas sperma menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya