Solopos.com, WONOGIRI— Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menegur seorang camat di Kabupaten Wonogiri lantaran kedapatan menggelar hajatan di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa waktu lalu.
Camat tersebut beralasan tidak menyebar undangan saat menggelar hajatan. Namun Joko Sutopo menegaskan camat yang dimaksud lupa kalau pun tidak mengundang, dengan posisi jabatannya, secara otomatis banyak yang datang ke kondangan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kesalahannya, kata Bupati, adalah yang bersangkutan tidak memahami aturan secara tepat. Baginya, asal tidak mengundang maka ia tak masalah menggelar hajatan.
Baca Juga: Camat di Wonogiri Gelar Hajatan saat PPKM Kena Semprit Bupati
Dalam hal ini, camat tersebut dinilai tidak memperhitungkan statusnya sebagai pejabat yang melekat. Meskipun camat itu sedang libur atau cuti sekalipun.
“Dia lupa, apa ya kalau tidak nyebar undangan tidak ada yang datang. Kita ini pejabat daerah. Misal, saya sunatkan anak saya, meski enggak ngundang-ngundang pastinya semua camat hadir. Tak guyoni, kalau tidak hadir bisa jadi Kasi [jabatan turun]. Ini memang kultur [sebelum pandemi],” kata Jekek, panggilan Joko Sutopo, kepada wartawan, Jumat (8/10/2021).
Berdasarkan Instruksi Bupati (Inbup) Wonogiri terbaru Nomor 13 Tahun 2021 tentang PPKM Level 2 Covid-19 di Kabupaten Wonogiri, disebutkan akad nikah dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat.
Baca Juga: Puluhan Lansia 100 Tahun Lebih di Bayat Klaten Antusias Ikuti Vaksinasi
Akad nikah dihadiri maksimal 10 orang dengan menerapkan prokes ketat serta dilarang menyelenggarakan acara resepsi dan atau sejenisnya baik di rumah maupun tempat lainnya.
Bupati siap menegur camat tersebut baik secara regulatif dan administratif. Salah satunya adalah membuat pernyataan tertulis mengenai kesalahannya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
