SOLOPOS.COM - Pengunjung menumpang gondola penumpang menuju Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang beberapa waktu lalu. Dari kampung terisolasi, kini Girpasang bersolek menjadi kampung wisata. (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Kampung terisolasi di lereng Gunung Merapi ini masih menjadi magnet orang-orang dari berbagai daerah untuk berkunjung. Memiliki panorama alam yang masih asri dipadu dengan kearifan lokal membuat orang-orang berdatangan ke kampung yang satu ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kampung itu bernama Dukuh Girpasang. Letaknya di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Kampung Girpasang dihuni 12 keluarga terdiri dari 34 jiwa.

Disebut kampung terisolasi lantaran posisinya berada pada punggung bukit. Kampung itu terpisahkan jurang sedalam lebih dari 100 meter dengan perkampungan lainnya.

Jalur utama menuju ke kampung yang berjarak 4-5 km dari puncak Merapi tersebut berupa anak tangga selebar 1,5 meter. Anak tangga berkelok-kelok, naik-turun di tepian tebing dari kampung terdekat yakni Dukuh Ngringin.

Jalur tersebut dikenal dengan sebutan 1.001 anak tangga meski jumlahnya sekitar 1.400 anak tangga. Akses itu hanya bisa dilintasi dengan berjalan kaki dan waktu tempuh rata-rata 30 menit.

GIRPASANG (2) edit
Anak tangga berkelok-kelok di tepian tebing menjadi akses utama menuju Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten. Foto diambil Minggu (22/8/2021). (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Kini, akses keluar-masuk Girpasang dimudahkan setelah pemerintah desa setempat membangun gondola penumpang berkapasitas empat orang dewasa. Gondola menggantung pada seling yang membentang sekitar 138 meter di atas jurang.

Tarif tiket menumpang gondola penumpang yakni Rp60.000 per empat orang (perjalanan pulang-pergi) dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Gondola ini menjadi daya tarik lain hingga mengundang orang-orang berdatangan ke Girpasang.

Girpasang Bersolek

Apalagi, Girpasang dan kampung di sekitarnya kini bersolek seiring pengembangan desa wisata di Tegalmulyo. Kedai hingga warung bermunculan di Girpasang dan perkampungan lainnya di Tegalmulyo.

Di Girpasang, ada kedai bernama Omah Kopi Girpasang yang dikelola bersama-sama warga setempat. Menu yang disajikan beragam dan cukup unik. Sesuai namanya, kopi menjadi minuman andalan di warung tersebut.

Kopi yang disajikan hasil olahan warga setempat. Harga kopi yang ditawarkan Rp10.000-Rp15.000 per gelas. Ngopi di ketinggian sekitar 1.200 Mdpl disuguhi panorama alam lereng Merapi yang masih asri ditambah keramahan penduduk lokal membawa kesan tersendiri bagi para pengunjung.

Nikmatnya kopi Girpasang berpadu dengan aneka jajanan yang ditawarkan. Mayoritas hidangan merupakan makanan tradisional dengan bahan baku rata-rata hasil kebun warga Girpasang, seperti singkong, pisang, talas, dan lain-lain.

Nasi jagung menjadi menu andalan lain di Omah Kopi Girpasang. Diolah secara tradisional dengan ditumbuk menggunakan alu. Nasi jagung disajikan lengkap dengan sayur mayur, sambal, serta lauk ikan asin. Selain ikan asin, ada lauk lain yang ditawarkan yakni ingkung.

Nasi jagung menjadi menu paling laris diburu pengunjung. Sebagian dari mereka sudah booking nasi jagung plus ingkung beberapa hari sebelum berkunjung. Untuk paket nasi jagung plus ingkung, bisa dinikmati enam hingga tujuh orang.

Harga satu porsi nasi jagung kisaran Rp20.000-Rp25.000. Sementara, harga paket nasi jagung plus ingkung bervariasi tergantung besar kecilnya ayam yang disajikan antara Rp150.000-Rp200.000. Jenis ayam yang digunakan merupakan ayam kampung.

GIRPASANG (3) edit
Omah Kopi Girpasang menjadi salah satu warung kuliner di Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang yang menyajikan aneka makanan tradisional ala warga Girpasang. Foto diambil Minggu (22/8/2021). (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Pertahankan Kearifan Lokal

Selain kuliner dan panorama alam, warga Girpasang merintis pengembangan homestay bagi mereka yang berminat menginap di Girpasang. Untuk sementara, pengunjung bisa menginap di rumah warga dengan paket menginap Rp80.000-Rp125.000 per malam.

Ketua RT 007/RW 002, Dukuh Girpasang, Gino, mengatakan daya tarik wisata andalan di Girpasang yakni alam, kearifan lokal, hingga keramahan warga. Hingga kini, warga masih menjaga tradisi dari nenek moyang mereka. Seperti kenduri apam setiap malam Jumat Legi serta dandan kali atau kegiatan bersih-bersih sumber air.

Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tegalmulyo, Purnama, juga mengatakan pesona alam Girpasang tetap menjadi andalan daya tarik wisata selain kearifan lokal. Kian banyaknya wisatawan yang berdatangan menuju Girpasang membuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tegalmulyo tumbuh.

Di Girpasang dan perkampungan terdekat lainnya, setidaknya ada delapan UMKM menawarkan aneka menu andalan. “Pertumbuhannya belum lama, sekitar enam bulan terakhir. Sebelumnya, masih sangat sepi seperti dukuh yang tak terjamah. Sepi itu karena memang potensi wisata belum digali,” kata Purnama saat berbincang dengan Espos, Minggu (22/8/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya