SOLOPOS.COM - Penampakan jalur pendakian di Gunung Abang Bali yang retak seusai gempa, Sabtu (16/10/2021). (Detikcom)

Solopos.com, BANGLI — Gunung Abang retak pascagempa magnitudo 4,8 menimpa Provinsi Bali, Sabtu (16/10/2021) lalu.

Pendaki gunung dilarang mendaki Gunung Abang yang terletak di Kabupaten Bangli dan Karangasem tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Retaknya Gunung Abang terlihat dari sebuah postingan di media sosial.

Keretakan tepat berada di jalur pendakian Gunung Abang.

Rencananya dugaan keretakan itu akan dicek oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

“Kaitan ini mohon maaf tidak bisa kami komentarin ya, karena kondisi pasti di atas seperti apa kita tidak tahu. Mudah-mudahan besok katanya tim PVMBG tiba di lokasi sehingga bisa dianalisis,” kata Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bangli, I Ketut Agus Sutapa, kepada Detikcom, Selasa (19/10/2021).

Sering Terjadi

Agus Sutapa belum berani memastikan keretakan yang terjadi di Gunung Abang.

Namun menurutnya, peristiwa longsor sering terjadi di lereng gunung tersebut.

“Tapi kami tidak berani bilang itu ada retakan. Tapi kalau longsor susulan kemarin sore iya. Bahkan bongkahan batu besar juga turun dari titik satu longsoran. Dari titik awal itu,” jelasnya.

Menurutnya, longsoran lereng Gunung Abang cukup berbahaya bagi masyarakat.
Sebab ada sebanyak tiga desa yang berada tepat di kaki gunung tersebut, yakni Desa Teruyan, Desa Abang Songan, dan Desa Abang Batu Dinding.

Meski demikian, tidak semua rumah warga berada di zona rentan tertimpa longsoran.

Baca Juga: Begini Kerusakan Akibat Gempa Berkekuatan Magnitudo 4,8 di Bali 

Banyak juga rumah warga yang berada di zona hijau atau zona aman dari bahaya longsornya Gunung Abang.

“Ada yang masih di zona hijau permukimannya. Kalau yang longsoran ini jauh dari permukiman. Kecuali yang lima yang terdampak di (Desa) Teruyan, yang lainnya kan relatif jauh (dari) Gunung Abang yang rawan longsoran,” jelasnya.

Agus Sutapa menyarankan agar masyarakat tidak melakukan pendakian terlebih dahulu dahulu ke gunung tersebut.

Terlebih, selain ada dugaan keretakan, Gunung Abang juga dalam situasi kering dan mudah terjadi kebakaran.

“Untuk sementara jangan (mendaki untuk sementara) karena situasi di sini juga kering dan rawan kebakaran. Janganlah dulu,” ujarnya.

Gunung Abang merupakan salah satu gunung di Bali yang terletak di antara dua kabupaten yakni Bangli dan Karangasem.

Tak Berapi

Gunung tersebut bukan termasuk gunung merapi dan posisinya berdekatan dengan Gunung Api Batur.

Sebelumnya, Bali diterjang gempa bumi magnitudo 4,8 yang berpusat di 8 km barat laut Kabupaten Karangasem pada koordinat 8,32 Lintang Selatan (LS) dan 115,45 Bujur Timur (BT).

Gempa terjadi pada Sabtu (16/10/2021) pukul 03.18.23 WIB di kedalaman 10 km.

Sebanyak tiga orang meninggal dunia akibat gempa tersebut.

“Korban jiwa di Kabupaten Bangli 2 orang meninggal dunia. Kabupaten Karangasem 1 orang meninggal dunia, 7 orang patah tulang,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bali, I Made Rentin kepada Detikcom, Sabtu (16/10).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya